JAKARTA-RADAR BOGOR, Menristek/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro mengklaim alat rapid test antigen CePAD telah terstandarisasi oleh World Health Organization (WHO).
Tidak hanya itu, Bambang Brodjonegoro menegaskan bahwa alat tersebut sudah memenuhi standar rapid antigen masal di Indonesia.
“Akurasinya 84 persen. Intinya CePAD sudah melampaui requirement akurasi untuk antigen test WHO yaitu diatas 80 persen. Jadi sudah WHO standar,” ujar Bambang Brodjonegoro dalam siaran YouTube Kemenristek/BRIN, Selasa (29/12/2020).
Alat rapid antigen buatan Universitas Padjajaran (Unpad) tersebut dipercaya dapat mengurangi ketergantungan Indonesia pada produk impor. Apalagi CePAD memiliki keunggulan tersendiri dan buatan anak bangsa.
Selain tingkat akurasi yang baik, kata Bambang, CePAD dapat memproses hasil pemeriksaan dengan cepat. Hasil rapid antigen bisa didapatkan dalam waktu 15 menit.
“Dan antigen ini sudah direkomendasikan oleh WHO dan sudah mendapatkan rekomendasi Perhimpunan Patologi Klinis Indonesia,” ujar dia.
Alat ini nanti diproduksi oleh PT Pakar Biomedika Indonesia. Setiap bulannya dapat diproduksi sebanyak 500.000 unit alat test. Sementara distributornya PT Usaha Bersama Jabar.
“Untuk harganya Rp 120 ribu per tes atau per alat. Sehingga relatif terjangkau, terutama untuk tempat dengan kegiatan dan yang mobilitas tinggi,” ucapnya.
Izin edar juga sudah didapatkan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada November lalu. Sementara ini, penggunaan masih sebatas wilayah Jawa Barat dengan penggunaan di rumah sakit Unpad, laboratorium Jawa Barat, dan RS Sentosa. (jpg)