BOGOR – RADAR BOGOR, Cuaca ekstrim diprediksi masih akan terjadi di beberapa wilayah di Tanah Air sepekan mendatang. Tak terkecuali di Bogor.
“Kalau untuk seminggu ke depan masih hujan ekstrim, yang pertama disebabkan arus Monsun Asia yang masih sangat aktif, ditambah lagi gelombang Rossby Wave dan Kelvin Wave dari Timur dan faktor lokal,” papar Kepala Stasiun Meteorologi Citeko, Kabupaten Bogor, Asep Firman Ilahi kepada Radar Bogor.
Faktor lokal tersebut, kata Asep, lantaran wilayah Bogor yang sangat mendukung terjadinya cuaca ekstrim. Yakni wilayah yang didominasi dengan pegunungan, khususnya di Kabupaten Bogor.
“Walaupun secara keseluruhan hujan hampir merata turun di wilayah kota dan kabupaten Bogor,” beber dia.
Asep mengatakan, puncak musim hujan akan terjadi di akhir Januari atau awal Februari. Karena itu, dia menghimbau pada bulan-bulan tersebut jika terjadi hujan ekstrim, pertama kenali dulu wilayahnya.
“Bagi masyarakat yang berada pada wilayah dengan ketinggian diatas 45 derajat agar waspada, kemudian masyarakat yang sedang bepergian di jalan-jalan arteri dengan banyaknya pepohonan tua untuk dihindari,” beber dia.
Disisi lain, mengantisipasi datangnya musim penghujan, data prakiraan curah hujan BMKG bisa menjadi panduan. Secara berkala telah mengeluarkan prakiraan hujan mulai Januari sampai Maret mendatang.
Pada Januari ini, wilayah Indonesia pada umumnya mengalami curah hujan menengah. Meskipun begitu sejumlah daerah diperkirakan mengalami curah hujan tinggi atau lebih dari 300 mm/bulan.
Daerah dengan curah hujan tinggi di Januari ini diantaranya Jawa Barat bagian timur, Jawa Tengah bagian utara, Jawa Timur bagian timur, dan pulau Flores bagian barat.
Memasuki Februari daerah dengan curah hujan tinggi semakin banyak. Secara umum wilayah Indonesia pada Februari depan memiliki curah hujan menengah.
Sekitar 59 persen wilayah Indonesia curah hujannya kurang dari 300 mm/bulan. Bulan depan hampir seluruh pulau Jawa mengalami curah hujan tinggi.
Curah hujan semakin tinggi terjadi pada Maret. Pada bulan Maret diperkirakan 60 persen wilayah Indonesia mengalami curah hujan lebih dari 300 mm/bulan alias curah hujan tinggi. Seluruh pulau Jawa, Sulawesi, dan Kalimantan bagian tengah memiliki curah hujan tinggi. Termasuk juga di Papua dan Papua barat.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG R. Mulyono R. Prabowo mengatakan saat ini memang pada kondisi musim hujan. ’’Secara umum aliran udara didominasi udara dari samudra Pasifik barat utara,’’ katanya. Udara itu masuk ke wilayah Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, dan Jawa sampai Bali.
Aliran udara itu membawa uap air cukup banyak. Sehingga berpotensi untuk pertumbuhan awan hujan. Kemudian adanya desakan udara dingin dari Asia ke selatan dan masuk ke wilayah Indonesia bagian barat.
Seperti daerah Kalimantan Barat, Banka Belitung, Sumatera Selatan, Lampung, dan Jawa bagian barat. Desakan udara ini semakin menambah peningkatan kumpulan uap air dan potensi pertumbuhan awan hujan.
Dengan kondisi itu BMKG menyampaikan informasi kewaspadaan potensi cuaca ekstrem yang bisa terjadi sepekan ke depan. Prabowo menegaskan fenomena atmosfer skala regional hingga lokal memicu adanya potensi cuaca ekstrem tersebut.
Periode 1-4 Januari cuaca ekstrem berpotensi terjadi diantaranya di Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jogjakarta.
’’Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati,’’ jelasnya. Cuaca ekstrem tersebut berpotensi memicu banjir tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin. (wan/tau/wil/c)