JAKARTA-RADAR BOGOR, Bareskrim Polri turun tangan melakukan penyelidikan terkait dugaan penambangan dan aktivitas pembalakan liar di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS). Diduga kerusakan lingkungan di kawasan TNGHS menjadi penyebab banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Lebak.
“Nanti akan didalami apakah karena masalah adanya hutan yang tipis atau kondisi tanah yang labil. Di situ juga pernah ada tambang-tambang, nanti semuanya dicek,” kata Kepala Bareskrim Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo saat meninjau lokasi banjir di Posko Gedung PGRI Sajira, Kabupaten Lebak, Banten, Minggu (5/1).
Penyelidikan akan mulai digulirkan setelah masa tanggap darurat bencana selesai dan kondisi korban banjir membaik. Saat ini, fokus penanganan banjir bandang masih diarahkan untuk penanganan korban.
“Ya nanti (penyelidikan-red) setelah ini akan dilakukan penertiban. Yang terpenting bagaimana mengembalikan masyarakat terkena dampak ini untuk segera pulih dan setelah itu proses kedepan nanti akan kita laksanakan berikutnya,” kata mantan kapolda Banten ini.
Dia meminta agar semua pihak terutama anggota Polri untuk membantu korban. Evakuasi korban yang masih terjebak di lokasi banjir, salurkan bantuan makanan dan obat-obatan serta kebutuhan lain. Bareskrim Polri telah menyalurkan bantuan untuk korban banjir di Lebak.
“Kalau nominal bantuannya saya enggak tahu yah. Tapi ada makanan, pakaian, terus selimut, penyedot air yang mungkin bisa digunakan untuk membersihkan, obat-obatan,” tutur Listyo.
Kapolda Banten Irjen Pol Tomsi Tohir pun menegaskan, pihaknya akan membantu mendalami dugaan adanya penggundulan hutan di hulu Sungai Ciberang yang berada di kawasan TNGHS.
“Ya, nanti setelah ini (bencana), selesai semua bantuan evakuasi pertolongan, kita akan dalami apa penyebabnya. Saat ini kita fokus penyelematan korban dulu, pencarian yang hilang, serta membuka akses yang terisolasi,” kata Tomsi saat meninjau lokasi banjir di Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, Jumat (3/1).
Menurut dia, air dari hulu Sungai Ciberang mengalir secara cepat menerjang permukiman di enam kecamatan dan membawa material lumpur, batang pohon, dan bebatuan. “Kalau di tempat lain kan air pelan- pelan menggenang iya kan. Kalau di sini kan (Lebak-red) airnya ngebut, iya kan. Itu yang akan kita dalami,” katanya.
Dia kembali menegaskan, pihaknya akan mendalami beredarnya kabar adanya penambangan emas ilegal dan pembalakan liar di kawasan TNGHS. “Kami dalami nanti bersama instansi terkait mungkin dari lingkungan hidup dan pemerintah setempat,” katanya.
Sebelumnya, Bupati Lebak Iti Oktavia Jayabaya mengatakan, penyebab banjir bandang yang menimpa wilayahnya bukan hanya disebabkan oleh meluapnya sungai, melainkan sudah gundulnya hutan di kawasan TNGHS. (jpnn)