Ratusan Hektare Tanaman Jagung Diserang Hama, Kerugian Rp 2,3 Miliar

0
99
Hama ulat yang menyerang tanaman jagung di Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Rabu (8/1). Foto: ANTARA/HO Dinas Pertanian Garut
Hama ulat yang menyerang tanaman jagung di Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Rabu (8/1). Foto: ANTARA/HO Dinas Pertanian Garut
Hama ulat yang menyerang tanaman jagung di Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Rabu (8/1). Foto: ANTARA/HO Dinas Pertanian Garut
Hama ulat yang menyerang tanaman jagung di Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Rabu (8/1). Foto: ANTARA/HO Dinas Pertanian Garut

JAKARTA-RADAR BOGOR,Ratusan hektare tanaman jagung yang tersebar di sejumlah kecamatan di Kabupaten Garut, Jawa Barat, diserang hama ulat grayak frugiperda (UGF). Kerugian materi diperkirakan sebesar Rp 2,3 miliar.

“Laporan terakhir sudah di atas 520 hektare mulai menyerang (tanaman jagung), dari umur 7 Hst (hari setelah tanam),” kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut Beni Yoga, Rabu (8/1).

Ia menuturkan, jajaran Dinas Pertanian Garut telah menerjunkan tim untuk memberantas dan mengantisipasi serangan hama agar tidak terus meluas dan merusak tanaman jagung.

Ia menyebutkan, lahan tanaman jagung yang terserang hama yakni Kecamatan Banyuresmi, Pameungpeuk, Pakenjeng, Cilawu, Tarogong Kaler, Wanaraja, Sucinaraja, Leuwigoong, Limbangan, Selaawi, dan Malangbong.

“Di mana serangan hama tersebut menyerang secara masif dan penyebarannya cepat,” katanya.

Hasil perhitungan sementara di lapangan, kata dia, nilai asumsi kerugian petani akibat serangan hama tersebut mencapai Rp 2,3 miliar. “Estimasi kerugian (Rp 2,3 miliar) berdasarkan kondisi di lapangan,” kata Beni.

Kepala Seksi Serealia Dinas Pertanian Garut Endang Junaedi menambahkan, luas lahan tanaman jagung yang terserang hama itu masih dalam tahap intensitas ringan.

Menurut dia, kondisi tanaman yang terserang hama masih bisa diselamatkan atau dikendalikan apabila petani melakukan cara yang benar dalam memberantas hama dan merawat tanaman.

“Untuk itu kami bersama petani melakukan gotong royong agar dalam pengendaliannya tepat, sehingga tanaman jagung itu masih bisa terselamatkan,” katanya.

Jika serangan hama tidak segera diatasi, kata dia, maka berdasarkan hitungan di lapangan akan menimbulkan kerugian materi sebesar Rp 2,3 miliar.

“Potensi kerugian Rp 2 miliar itu masih asumsi. Artinya bukan kerugian sebenarnya. Untuk itu kami berupaya mengatasi masalah serangan hama itu,” katanya. (jpnn)