Dosen IPB University Berikan Solusi Pengolahan Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit

0
127

BOGOR-RADAR BOGOR,Indonesia adalah produsen dan eksportir minyak sawit terbesar di dunia. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menyatakan bahwa produksi minyak sawit Indonesia pada Tahun 2018 mencapai 47 juta ton. Tingginya produksi minyak sawit dibarengi meningkatnya limbah pabrik kelapa sawit yang harus dikelola. Salah satunya adalah tandan kosong kelapa sawit (TKKS).

Limbah TKKS merupakan salah satu limbah padat hasil samping dari proses produksi minyak kelapa sawit. Selama ini, limbah TKKS dikumpulkan di area sekitar pabrik, dibakar atau ditebarkan ke area perkebunan sebagai pupuk.

Limbah TKKS yang dihasilkan akan terus bertambah dan menuntut perusahaan melakukan pengelolaan limbah karena tandan yang menumpuk memerlukan lahan yang cukup luas. Di samping itu, limbah TKKS ini berpotensi menimbulkan percikan api di musim kemarau karena adanya sisa kandungan minyak pada TKKS. Pada musim hujan, tumpukan tandan kosong akan menghasilkan cairan yang berbahaya bagi lingkungan.

Oleh karena itu, Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB university dengan dukungan Badan Pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) beberapa waktu lalu melakukan audensi hasil riset dan kunjungan ke pabrik minyak kelapa sawit PT Golden Oilindo Nusantara (GON) dan PT Sutopo Lestari Jaya (SLJ) Palembang.

Dosen IPB University dari Departemen Fisika yang hadir yaitu Dr Siti Nikmatin dan Dr Irmansyah. Selain dosen, juga hadir pihak mitra industri IPB University dalam komersialisasi hasil penelitian menjadi produk industri, PT Interstisi Material Maju yaitu Dwi Arso Yedi Irwanto (Komisaris Utama) dan Andika Kristinawati (Direktur) serta PT MUB Jaya yaitu Zainal Selamet (Direktur).

Kegiatan kunjungan diawali dengan presentasi metodologi pengolahan limbah TKKS menjadi diversifikasi produk bernilai ekonomi tinggi oleh Dr. Siti Nikmatin, kemudian dilanjutkan diskusi dan tinjauan lapangan pabrik guna melihat pengelolaan limbah TKKS yang dilakukan di PT GON dan di PT SLJ.

Presentasi dan diskusi di PT GON dihadiri oleh Direksi, Manajer Plant, Kepala Tata Usaha dan Staf Divisi Lingkungan Hidup. Sementara itu PT SLJ dihadiri oleh Direktur Utama dan Direktur Produksi, Manager Plant, Manager SHE, dan beberapa staf Pabrik.

Di awal presentasinya Dr Siti Nikmatin menjelaskan tujuan kunjungan yaitu diseminasi hasil penelitian pengolahan limbah TKKS menjadi serat dengan variasi ukuran dan orientasi yang telah dilakukan oleh tim riset Departemen Fisika dan telah diimplementasikan di dunia industri. Secara rinci, dijelaskan tahapan-tahapan dalam mengolah TKKS menjadi serat panjang (long Fiber), serat pendek (short fiber), mikrofiber dan nanofiber dan juga pemanfaatan masing-masing menjadi produk industri.

Mikrofiber digunakan sebagai penguat polimer pada helm green composit dan komponen otomotif. Serat pendek dan serat panjang dibuat menjadi anyaman sebagai bahan baku anti peluru, papan partikel dan bamper mobil. Pada kesempatan yang sama, Dr Irmansyah juga menyampaikan pengembangan riset di Divisi Fisika Terapan IPB University terkait potensi nanofiber TKKS sebagai material elektronik sensor. Selanjutnya juga disampaikan tentang peran IPB University dalam menyosong era Industri 4.0 guna mendukung permasalahan industri melalui hilirisasi riset dan siap untuk kerjasama. Presentasi yang disampaikan oleh delegasi departemen Fisika IPB University mendapatkan respon dari pihak industri yang ditandai dengan banyaknya pertanyaan-pertanyaan yang di ajukan.

Dalam kesempatan berikutnya Zainal Selamet mewakili PT MUB Jaya, perusahaan berbasis polimer seperti lemari, kursi, helm dan lain-lain menyampaikan tentang arah ke depan penggunaan komposit TKKS sebagai bahan baku utama produk ramah lingkungan. Dalam diskusi tersebut diungkapkan bahwa pihak PT Gon dan PT SLJ akan mengelola limbah TKKS dan melihat terdapat peluang untuk mendapatkan pendapatan dari hasil olahan tersebut.

Sebagai penutup disampaikan bahwa IPB University berkomitmen untuk mendampingi pihak pabrik dalam mengubah limbah TKKS menjadi bahan baku industri menggantikan serat sintetis. (Yani/RA)