PKB Minta Pemerintah Tidak Anggap Enteng Virus Korona

0
50

JAKARTA-RADAR BOGOR,Pemerintah Tiongkok telah mengkonfirmasi sebanyak 132 jiwa tewas dengan total 6.056 kasus virus Korona. Ada 70 kasus yang terjadi di luar wilayah negeri tirai bambu itu. Kondisi ini pun menuai sorotan dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) DPR RI.

Ketua Fraksi PKB DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal meminta semua pihak untuk waspada dan tidak terlena dengan ancaman penyebaran virus korona yang sejauh ini telah menyebar ke sejumlah negara, termasuk di kawasan Asia Tenggara.

“Virus korona ini bukan hal yang dianggap enteng. Bahkan nanti kita di DPR akan memanggil lagi Menteri Kesehatan, sejauh mana karantina kesehatan ini berfungsi,” ujar Cucun dalam Diskusi Reboan bertajuk “Bersatu Menghadapi Endemik Virus Corona di Kantor DPP PKB, Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat, Rabu (29/1).

Cucun mengatakan, adanya pengetatan ini bukan untuk menutup diri dari perputaran orang masuk ke Indonesia, tetapi sebagai bentuk kewaspadaan. “Itu penting kita dahulukan sebaba kalau ada yang terkena suspect, ini lebih berat lagi penanganannya,” tuturnya.

Karena itu, Fraksi PKB berharap fungsi karantina kesehatan yang sudah dibiaya APBN harus betul-betul bisa menyelamatkan masyarakat Indonesia dari virus corona.

“Jangan sampai menunggu ada korban, lalu baru bertindak,” serunya.

Sementara itu, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar pun meminta kewaspadaan dari semua pihak harus ditingkatkan, mulai dari pemerintah terutama Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Imigrasi yang menyangkut lalu lintas perpindahan manusia, termasuk Kementerian Perhubungan dan juga masyarakat secara luas.

“Waspada harus ada dari semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, juga instansi seperti Kemenkes, Imigrasi, lalu lintas perpindahan manusia patut dilakukan kewaspadaan tingat tinggi,” tuturnya.

Cak Imin juga mengatakan, beberapa negara bahkan telah membuat kebijakan untuk menutup diri dan menghentikan pintu lalu lintas migrasi. Karena itu Indonesia tak menutup kemungkinan itu ataupun membuat pintu monitor dan antisipasi sehingga Imigrasi diawasi dengan ketat.

“Sebagaimana kita juga diawasi ketat ketika masuk negara lain sebagai langkah antisipasi, jadi sah-sah saja,” paparnya.

Sementara itu, Dosen Fakultas Kedokteran Bidang Penyakit Menular Farmako Epid, Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono menuturkan, deteksi adanya virus korona sebenarnya sejak 2019, namun virusnya baru teridentifikasi genetiknya pada 7 Januari 2020.

“Cara penularannya terjadi dari orang ke orang. Hal ini bisa terjadi karena virus korona sudah bermutasi secara genetik. Kalau sebelumnya kan penularan dari binatang maka sekarang sudah bisa menular dari orang ke orang,” tuturnya.

Dijelaskannya, penularan terjadi melalui pernapasan karena target organ yang disasar adalah paru-paru. Mengenai penularannya satu orang bisa menular ke dua orang di sekitarnya.

“Hanya masalahnya (di Wuhan) itu penularan terjadi di tempat-tempat padat penduduk. Jadi dari satu langsung ke dua orang dan double-double,” urainya.(JWP)