JAKARTA-RADAR BOGOR. Presiden Joko Widodo meminta semua pihak fokus untuk peningkatan ekspor nasional. Di sektor pertanian, Presiden mengarahkan segera dilakukan penguatan mulai dari aktivitas on farm (produksi) ke off farm (pasca produksi). Harapannya, bisa memberi nilai tambah bagi pelaku usaha di bidang pertanian.
Menindaklanjuti itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo membentuk Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor atau disingkat Gratieks. Program ini menargetkan lompatan nilai ekspor dalam kurun waktu empat tahun ke depan.
Mewujudkan program tersebut, Direktorat Jenderal Hortikultura menyusun sejumlah langkah strategis untuk merealisasikannya. Setidaknya ada 14 komoditas hortikultura yang akan digenjot dari sisi ekspor. Mulai dari manggis, mangga, pisang, durian, nenas, salak, krisan, dracaena, kunyit, jahe, kapulaga, wortel, kubis, hingga kentang.
Gratieks dan ‘Gedor Horti’
Gedor Horti atau Gerakan Mendorong Produksi, merupakan program strategis jangka panjang Ditjen Hortikultura Kementan. Tujuan utamanya mendorong peningkatan produksi 7 persen per tahun, merealisasikan Gratieks dan peningkatan pemanfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp 6,39 triliun.
Gedor Hortikultura diharapkan dapat menyentuh petani kecil, optimasi pemanfaatan lahan sempit dan pekarangan. Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto mengarahkan agar lahan pekarangan dirangkai dengan baik menjadi kawasan komersial yang stabil dan berkelanjutan.
Untuk komoditas buah dan florikultura, ada lima hal yang bakal difokuskan. Pertama, pengembangan kawasan satu daerah satu varietas (One Region One Variety), penerapan teknologi maju berbasis GAP, mendorong KUR komoditas berorientasi ekspor, pemberdayaan, kelembagaan tani serta fokus satu kecamatan atau lebih pada lahan pertanian sempit, lahan tidur dan lahan marjinal.
Aspek perbenihan juga amat krusial dalam upaya mewujudkan Gratieks. Komoditas yang unggul tentunya dihasilkan dari benih dengan kualitas terbaik. Lewat GEDOR Hortikultura, Ditjen Hortikultura siap menyediakan benih unggul bermutu melalui pemberdayaan Balai Benih Hortikultura (BBH).
Selanjutnya pengembangan varietas unggul dan mendorong KUR untuk perbenihan, dilakukan juga pemasyarakatan benih bermutu, peningkatan pengawasan peredaran dan sertifikasi benih hortikultura. Termasuk di dalamnya pembinaan serta pengembangan penangkar benih.
Terakhir adalah pengolahan pasca panen dan pemasaran. Ada lima strategi yang bakal dilakukan, pertama peningkatan diplomasi perdagangan, promosi, investasi, dan ekspor. Kemudian peningkatan sertifikasi Good Agricultural Practices (GAP), Good Handling Practices (GHP), serta organik, pengembangan kemitraan usaha, hingga peningkatan registrasi kebun/lahan usaha serta packing house.(jwp)