Rekonstruksi Penyiraman Air Keras Novel Baswedan Digelar Tertutup

0
57
Jajaran Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya menggelar rekonstruksi kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan. Giat rekonstruksi itu dimulai sekitar pukul 03.15 WIB Pantauan JawaPos.com di lokasi, Jalan Deposito T8, RT 03 RW 10, Kelapa Gading, Jakarta Utara, terlihat beberapa anggota bersenjata laras panjang. Mereka pun disebar untuk mensterilkan lokasi tempat kejadian perkara. Dalam rekonstruksi ini, petugas melarang awak media untuk mendekat ke lokasi. Awak media dipaksa untuk menjauh kurang lebih 50 hingga 100 meter. “Rekan-rekan media karena ini area akan digunakan untuk rekon, dimohon agak menjauh ya,” ujar salah satu penyidik Polda Metro Jaya di lokasi, Jumat (7/2) dini hari. Selain itu, Novel yang diketahui tak bisa hadir diduga digantikan oleh orang lain. Pasalnya, ada seorang pria yang terlihat dari kejauhan menggunakan gamis warna coklat lengkap dengan peci. Usai rekonstruksi dilakukan yang selesai sekitar pukul 06.15 WIB, Novel terlihat berada di depan rumahnya. Dia mengaku tidak bisa mengikuti rekonstruksi karena baru pulang menjalani pengobatan dari Singapura. “Mata kiri saya permanen enggak bisa lihat lagi,” ungkap Novel. Penyidik senior KPK ini pun mempertanyakan mengapa rekonstruksi dilakukan secara tertutup. Novel pun menyesalkan hal ini. “Kenapa rekonstruksinya tertutup? Ya kan wartawan tanya dong,” sesal Novel. Sebagaimana diketahui, penyidik senior KPK Novel Baswedan disiram air keras oleh orang tidak dikenal usai menunaikan salat subuh di masjid dekat rumahnya pada 11 April 2017 lalu. Penyiraman ini membuat kedua mata Novel terluka parah. Setelah hampir dua tahun tak terselesaikan, polisi pada akhir 2019 menangkap dua orang tersangka penyerangan, pelaku diduga merupakan anggota Brimob. Keduanya yakni Ronny Bugis, dan Rahmat Kadir Mahulette. Ronny diduga merupakan orang yang menyiram air keras ke wajah Novel. Sedangkan, Rahmat diduga sebagai pelaku yang mengendarai motor. Bahkan, salah satu tersangka penyerangan Novel Baswedan, Ronny Bugis pernah melupakan emosinya di hadapan awak media. Dia menyebut Novel merupakan pengkhianat. “Tolong dicatat, saya tidak suka dengan Novel karena dia penghianat,” teriak RB saat keluar dari Gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Sabtu (28/12).


JAKARTA-RADAR BOGOR,
Jajaran Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya menggelar rekonstruksi kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan. Giat rekonstruksi itu dimulai sekitar pukul 03.15 WIB

Pantauan JawaPos.com di lokasi, Jalan Deposito T8, RT 03 RW 10, Kelapa Gading, Jakarta Utara, terlihat beberapa anggota bersenjata laras panjang. Mereka pun disebar untuk mensterilkan lokasi tempat kejadian perkara.

Dalam rekonstruksi ini, petugas melarang awak media untuk mendekat ke lokasi. Awak media dipaksa untuk menjauh kurang lebih 50 hingga 100 meter.

“Rekan-rekan media karena ini area akan digunakan untuk rekon, dimohon agak menjauh ya,” ujar salah satu penyidik Polda Metro Jaya di lokasi, Jumat (7/2) dini hari.

Selain itu, Novel yang diketahui tak bisa hadir diduga digantikan oleh orang lain. Pasalnya, ada seorang pria yang terlihat dari kejauhan menggunakan gamis warna coklat lengkap dengan peci.

Usai rekonstruksi dilakukan yang selesai sekitar pukul 06.15 WIB, Novel terlihat berada di depan rumahnya. Dia mengaku tidak bisa mengikuti rekonstruksi karena baru pulang menjalani pengobatan dari Singapura.

“Mata kiri saya permanen enggak bisa lihat lagi,” ungkap Novel.

Penyidik senior KPK ini pun mempertanyakan mengapa rekonstruksi dilakukan secara tertutup. Novel pun menyesalkan hal ini. “Kenapa rekonstruksinya tertutup? Ya kan wartawan tanya dong,” sesal Novel.

Sebagaimana diketahui, penyidik senior KPK Novel Baswedan disiram air keras oleh orang tidak dikenal usai menunaikan salat subuh di masjid dekat rumahnya pada 11 April 2017 lalu. Penyiraman ini membuat kedua mata Novel terluka parah.

Setelah hampir dua tahun tak terselesaikan, polisi pada akhir 2019 menangkap dua orang tersangka penyerangan, pelaku diduga merupakan anggota Brimob. Keduanya yakni Ronny Bugis, dan Rahmat Kadir Mahulette.

Ronny diduga merupakan orang yang menyiram air keras ke wajah Novel. Sedangkan, Rahmat diduga sebagai pelaku yang mengendarai motor.

Bahkan, salah satu tersangka penyerangan Novel Baswedan, Ronny Bugis pernah melupakan emosinya di hadapan awak media. Dia menyebut Novel merupakan pengkhianat.

“Tolong dicatat, saya tidak suka dengan Novel karena dia penghianat,” teriak RB saat keluar dari Gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Sabtu (jwp).