JAKARTA-RADAR BOGOR, Sebanyak 238 Warga Negara Indonesia (WNI) yang kini sedang diobservasi di Natuna, Kepulauan Riau selama 14 hari pasca pulang dari Wuhan, Tiongkok, didominasi oleh mahasiswa. Mereka dipulangkan karena berada di pusat wabah virus Korona jenis baru di Wuhan, Tiongkok. Tentunya selama berada di Natuna, hari demi hari semakin mereka lalui dengan banyak beban pikiran.
Salah satunya tentu tentang keberlanjutan program kuliah mereka di Wuhan. Di satu sisi, mereka kini mulai disibukkan dengan perkuliahan awal semester baru. Mesku berada di Indonesia dan situasi di Wuhan diisolasi, para mahasiswa tetap kuliah secara online.
“Di Wuhan sudah dimulai perkuliahan. Online semuanya. Para mahasiswa di Natuna sekarang punya kesibukan baru setiap pagi. Sejumlah mahasiswa yang satu kelompok atau satu kampus sibuk belajar,” kata Sekretaris Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Achmad Yurianto kepada wartawan, Senin (10/2).
Menurut Yurianto, kegelisahan juga dialami oleh 10 orang mahasiswa kedokteran semester 8. Sebetulnya semester ini mereka sudah mulai praktik bukan lagi teori.
“Tapi dengan kondisi wabah virus Korona membuat mereka terpaksa hanya dapatkan teori dari kuliah online,” ungkapnya.
Para mahasiswa mulai menyampaikan kekhawatiran itu pada psikolog yang berada di lokasi karantina. Sekadar curhat soal beban mereka lantaran wabah ini bisa membuat Wuhan diisolasi selama 1 semester atau lebih.
“Lalu 1-2 mahasiswa mulai khawatir apa iya kalau sudah selesai dan berlalu masalah ini, apa masih boleh balik kuliah. Inilah kami datangkan tim psikologi. Ini problem dominan,” jelas Yurianto.
Pihaknya mulai berkoordinasi siapkan kekurangan mereka. Banyak opsi yang sudah dipikirkan.
“Kegelisahannya bergeser ke berkelanjutan kuliah. Kesibukan mereka padat dengan kuliah online,” ujarnya.
Rencana Setelah Karantina
Menurut Yurianto sudah dipikirkan oleh pemerintah bagaimana nanti skenario pemulangan para WNI kepada keluarganya. Karena penerbangan dari Natuna terbatas, maka para WNI akan diterbangkan ke Jakarta.
“Kelihatannya akses dari dan ke Natuna terbatas. Mungkin nantinya akan antar sampai Jakarta. Kami sedang kordinasi dengan kepala daerah,” tuturnya.
Dan selain mahasiswa serta WNI, pihak Kemenkes juga selalu memperhatikan kondisi para kru Batik Air dan juga TNI serta tim lainnya. Sejumlah WNI lainnya juga sempat merasa cemas karena dianggap ditolak di Natuna. Namun kini sudah berangsur lebih tenang.(jwp)