Kampus Harus Aktif Dalam Diskursus Amandemen Terbatas UUD NRI 1945

0
50
Ketua MPR Bambang Soesatyo mengajak civitas akademika untuk aktif dalam diskursus Amandemen Teratas UUD 45. Bamsoet menerima Ikatan Alumni Universitas Jayabaya (IKA Jayabaya), di Ruang Kerja Ketua MPR RI, Jakarta, Senin (24/02). (MPR for JawaPos.com)
Ketua MPR Bambang Soesatyo mengajak civitas akademika untuk aktif dalam diskursus Amandemen Teratas UUD 45. Bamsoet menerima Ikatan Alumni Universitas Jayabaya (IKA Jayabaya), di Ruang Kerja Ketua MPR RI, Jakarta, Senin (24/02). (MPR for JawaPos.com)
Ketua MPR Bambang Soesatyo mengajak civitas akademika untuk aktif dalam diskursus Amandemen Teratas UUD 45. Bamsoet menerima Ikatan Alumni Universitas Jayabaya (IKA Jayabaya), di Ruang Kerja Ketua MPR RI, Jakarta, Senin (24/02). (MPR for JawaPos.com)
Ketua MPR Bambang Soesatyo mengajak civitas akademika untuk aktif dalam diskursus Amandemen Teratas UUD 45. Bamsoet menerima Ikatan Alumni Universitas Jayabaya (IKA Jayabaya), di Ruang Kerja Ketua MPR RI, Jakarta, Senin (24/02). (MPR for JawaPos.com)

JAKARTA-RADAR BOGOR, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengajak seluruh civitas akademika universitas bersama MPR RI sebagai Rumah Kebangsaan mengkaji urgensi perlunya Indonesia memiliki peta jalan arah pembangunan bangsa hingga 2045, menyambut seratus tahun kemerdekaan Indonesia. Sebagai laboratorium ilmu pengetahuan, kampus tak boleh menjadi menara gading yang abai terhadap situasi dan kondisi sosial dan kebangsaan.

“Kampus sebagai think-thank tempat berkumpulnya para pemikir, baik itu di bidang ilmu sosial maupun science, pasti punya banyak sudut pandang terhadap permasalahan dan tantangan yang dihadapi bangsa. Ramainya pembicaraan mengenai perlunya MPR RI menghadirkan Pokok-Pokok Haluan Negara, perlu juga disikapi oleh pihak kampus,” ujar Bamsoet saat menerima Ikatan Alumni Universitas Jayabaya (IKA Jayabaya), di Ruang Kerja Ketua MPR RI, Jakarta, Senin (24/02).

Turut hadir anggota DPR RI yang juga alumni Universitas Jayabaya, Darul Siska (F-Golkar) dan Mahfudz Abdurrahman (F-PKS, yang juga menjadi Bendahara Umum PKS). Hadir pula Wakil Rektor III Universitas Jayabaya Hendra Dinata, Sekretaris Jenderal IKA Jayabaya Akhmad Sanusi, serta anggota IKA Jayabaya yang semasa kuliah aktif sebagai Presiden Senat Mahasiswa maupun Badan Perwakilan Mahasiswa, antara lain Efri Jhinly, Tommy Sihotang, Djazuli Hasyim, Nur Iswan, Igor Dirgantara, Fajri Yahya, Syahroni, Erizon Tanjung, dan Faris Rama.

Sebagai alumni Universitas Jayabaya angkatan 81, Bamsoet mengungkapkan Universitas Jayabaya sudah berhasil melahirkan berbagai tokoh pemikir kebangsaan, maupun tokoh yang sukes di berbagai bidang. Seperti Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Muhammad Taufik, Komisioner KPK 2015-2019 Irjen. Pol (purn) Basaria Panjaitan, Komisioner KPK 2011-2015 Bambang Widjojanto, Menteri Kehutanan 2004-2009 MS Kaban, Advokat Juan Felix Tampubolon dan Elza Syarief, hingga aktivis Bursah Zarnubi, maupun berbagai tokoh lainnya.

“Ini membuktikan Universitas Jayabaya perguruan tinggi yang harus diperhitungkan. Telah banyak tokoh dari berbagai bidang lahir dari kampus ini. Sekaligus menjadi sumbangsih Universitas Jayabaya bagi bangsa dan negara. Ke depan, Universitas Jayabaya harus melahirkan lebih banyak tokoh dan ilmuan lagi. Khususnya dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0,” tandas Bamsoet.

Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menambahkan, diminta atau tidak kampus seperti Universitas Jayabaya juga punya tanggungjawab moral ikut serta dalam pergulatan dialektika yang menjadi isu nasional. Karena dari sumbangsih saran itulah, eksistensi kampus bisa terlihat.

“Universitas Jayabaya maupun IKA Jayabaya tak boleh ketinggalan kereta, khususnya dalam menyikapi dialektika Pokok-Pokok Haluan Negara. Apalagi saat ini kebetulan saya sebagai alumni Universiyas Jayabaya sedang diberi amanah memimpin MPR RI. Sumbangsih akademika maupun alumni akan semakin membuat kiprah Universitas Jayabaya semakin melejit,” pungkas Bamsoet. (jwp)