Anies Sebut KRL Bogor-Jakarta Paling Rawan Penyebaran Virus Corona

0
204
Corona
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat memaparkan potensi penularan virus corona via transportasi publik, kemarin.
Corona
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat memaparkan potensi penularan virus corona via transportasi publik, kemarin.

JAKARTA – RADAR BOGOR, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali mendapat sorotan.

Hal itu setelah beredar tangkapan layar mengenai bahan arahan , Anies mengenai waspada risiko penyebaran virus corona (Covid-19) di transportasi publik.

Pada gambar tersebut tertuliskan risiko kontaminasi terbesar terjadi di wilayah KRL-2 atau rute Bogor-Depok-Jakarta Kota.

“Jadi yang disampaikan itu bukan bahwa saat ini ada kasus, bukan. Tapi bahwa saat ini kita punya potensi risiko-risiko, salah satunya adalah transportasi, tapi juga yang aspek-aspek lain,” ujar Anies di Balai Kota DKI Jakarta dinukil dari CNN Indonesia kemarin.

Anies menjawab hal tersebut merujuk foto yang memperlihatkan dirinya sedang berbicara di hadapan pimpinan dinas dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) pada Rabu (11/3/2020).

Pada foto itu Anies terlihat sedang berbicara, sementara di layar presentasi di belakang dirinya mengenai ‘Waspada Risiko Covid-19 via Transportasi Publik’.

Pada layar presentasi itu terdapat tiga keterangan yang salah satunya tertulis risiko kontaminasi terbesar terjadi di wilayah KRL-2, atau Rute Bogor-Depok-Jakarta Kota.

Di foto yang juga diterima wartawan keterangan lain tertulis, ‘Secara umum, rerata waktu tempuh dari lokasi tinggal pengidap Covid-19 dengan transportasi publik adalah lebih kurang 55 menit’.

Keterangan lainnya menyebutkan, ‘Zona KRL 4 Cikarang-Bekasi-Jakarta Timur sementara dilaporkan relatif bebas dari Covid-19’. Hal-hal tersebut, kata Anies, sebagai langkah mitigasi DKI mengatasi penyebaran virus Corona di Ibu Kota.

“Intinya adalah kenapa tadi dikumpulkan seluruh jajaran, baik kepala OPD maupun pimpinan BUMD, untuk menyampaikan semua potensi risiko sehingga jajaran bisa mengambil langkah-langkah mitigasi,” katanya.

Anies mengatakan data yang tertera dalam keterangan tersebut adalah informasi internal DKI yang harusnya tidak untuk disebarluaskan. Data itu didapat dari pemetaan yang dilakukan Pemprov DKI dan bersumber dari para pasien.

“Kita kan memiliki data sebaran orang-orang dalam pemantauan, data pasien dalam pengawasan, dari situ kemudian dibentuk petanya, ada. Dan tadi juga dipaparkan juga petanya,” kata Anies.

Sejak terungkapnya kasus pertama corona di Indonesia  pada awal Maret 2020 hingga Rabu (10/3/2020) tercatat ada 34 pasien positif terinfeksi virus corona.

Satu di antaranya yang merupakan warga negara Inggris–diidentifikasi sebagai pasien 25–telah meninggal dunia. Untuk di DKI Jakarta hingga hari ini, ada 70 orang dengan status Orang Dalam Pemantauan (ODP). Kemudian ada 97 orang masuk dalam status Pasien Dalam Pemantauan (PDP). (ind/cnn)