JAKARTA-RADAR BOGOR, Hingga pekan pertama April, belum ada kejelasan penyelenggaraan ibadah haji 2020 dari Arab Saudi seiring dengan terjadinya pandemi Covid-19.
Menteri Agama Fachrul Razi menyatakan akan menunggu keputusan paling lama hingga pertengahan Mei.
Topik soal ibadah haji 2020 menjadi salah satu bahasan dalam rapat Menag Fachrul Razi bersama Komisi VIII DPR kemarin (8/4). Sejumlah anggota dewan meminta Kemenag memastikan penyelenggaraan haji tahun ini dengan meminta informasi secara langsung kepada pemerintah Arab Saudi.
Anggota Komisi VIII DPR dari Partai Gerindra Abdul Wachid mengatakan, saat ini calon jamaah haji bimbang dan resah. ’’Ada prediksi Covid-19 sampai Juli, bahkan Desember,’’ katanya. Kalaupun saat musim haji Covid-19 di Arab Saudi sudah selesai, belum tentu di Indonesia.
’’Kami sependapat segera ada kepastian. Ancang-ancang saya, selama itu sampai pertengahan Mei, masih ada persiapan,’’ kata Fachrul merespons anggota DPR.
Jika keputusan haji tetap dilaksanakan keluar sebelum pertengahan Mei, Kemenag masih memiliki waktu untuk menyiapkan seluruh pelayanan haji.
Sebaliknya, jika kebijakan haji 2020 dikeluarkan setelah Mei, persiapan Kemenag bakal mepet. Namun, Fachrul mengatakan, ada tanda-tanda positif dari Arab Saudi. Di antaranya, mulai dibukanya kegiatan tawaf di Masjidilharam meskipun dalam jumlah terbatas.
Dalam kesempatan itu, Menag juga menyampaikan tiga skenario penyelenggaraan haji. Pertama, haji dijalankan secara normal dengan kuota tetap 221 ribu jamaah. Kemenag akan menyiapkan fasilitas pendukung protokol pencegahan Covid-19 di setiap asrama haji.
Skenario berikutnya, kuota haji dipangkas sebanyak 50 persen. Pertimbangannya, melakukan pembatasan atau jaga jarak fisik calon jamaah. Skenario ketiga, haji tahun ini ditiadakan. (jpg)