JAKARTA-RADAR BOGOR, Ada yang berbeda dari data jumlah kasus Covid-19 yang diumumkan oleh pemerintah pada Selasa (14/4/2020).
Data yang dipaparkan jauh lebih terbuka dan lebih rinci dibanding hari-hari sebelumnya. Data pasien Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) diumumkan secara rinci. Sebelumnya, hanya data pasien positif, sembuh, dan meninggal saja yang disampaikan kepada publik.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menyebutkan sudah ada 33.678 spesimen atau orang yang sudah diperiksa atau di-swab. Dan sudah keluar hasilnya pada 31.628 orang. Dari data itu, sebanyak 26 ribuan negatif.
Jumlah ODP sampai sekarang tercatat 139.137 orang. Dan PDP ada 10.482 orang. Dan yang terkonfirmasi positif melalui pemeriksaan PCR sebanyak 4.839 orang. Kasus sembuh 426 orang dan meninggal 459 jiwa.
Perbedaan data yang disampaikan juga terlihat dari kolom-kolom data secara terperinci dari tiap-tiap provinsi. Ada data yang lebih jelas berapa jumlah pasien yang terpapar di tiap provinsi secara transparan.
“Mari tingkatkan imunitas, makan yang bergizi, sabar, tenang, istirahat, jangan panik dan munculkan perasaaan gembira. Jaga jarak dan pakai masker. Dan jangan sentuh hidung, mulut, wajah, sebelum cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir,” tegas Yurianto dalam konferensi pers, Selasa (14/4/2020).
Sebelumnya, kepada JawaPos.com, Pakar Kesehatan dari Fakuktas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Tri Yunis Miko Wahyono mengkritik pemerintah yang belum transparan secara gamblang mengungkap data kasus Covid-19. Pasalnya data pasien ODP, PDP, dan pasien positif yang menjalani isolasi mandiri di rumah tidak diungkap dengan jelas.
“Di Indonesia saya juga ragu dengan data yang ada, karena deteksinya sangat sedikit. Walaupun sekarang ada lebih 60 laboratorium bisa deteksi Covid-19, tapi kecepatannya masih lebih kecil dibanding penularannya,” katanya.
Berdasar itu, banyak Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di Jawa Barat, Jakarta, Jawa Timur dan lainnya. Jumlah-jumlah kasus di permukaan yang tak terdeteksi dinilainya melebihi dari jumlah data yang diumumkan.
“Buat saya terlalu sedikit deteksi kasusnya di Indonesia. Kemampuan deteksi di Indonesia terlalu kecil” katanya.
Dia juga mengkritik tidak terbukanya pemerintah dalam hal pengumuman data kasus positif yang menjalani isolasi mandiri di rumah. Pemerintah didesak untuk mengumumkan secara jelas berapa total pasien yang diisolasi mandiri di rumah.
“Ini isolasi kasus ringan di rumah saja enggak tahu ada berapa. Pemerintah enggak clear isolasi di rumah berapa, isolasi di RS berapa. Harusnya lebih terbuka soal itu, diumumkan, kasus Covid-19 sekian, di rumah sekian, masuk RS sekian, jelas dari semua provinsi,” sebutnya. (jpg)