Terdampak Corona, 80 Persen PTS Mulai Sulit Bayar Gaji Dosen dan Karyawan

0
233
Ilustrasi
Ilustrasi PTS

BOGOR-RADAR BOGOR, Pandemi Virus Corona benar-benar membuat ekonomi bangsa terdampak luar biasa. Salah satunya dari sektor pendidikan.

Bahkan, sebanyak 80 persen Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Jakarta perlahan mulai kesulitan ekonomi untuk membayar gaji dosen dan karyawan. Hal itu akan dirasakan dalam jangka waktu satu sampai dua bulan ke depan.

Kondisi itu Menurut Rektor Univ Al Azhar Indonesia dan Guru Besar Statistika IPB, Prof Asep Saefuddin, bisa saja terjadi. Karena memang umumnya PTS di Indonesia mendapat sumber utama pendapatannya dari mahasiswa. Bisa lebih dari 90%.

“Di saat krisis akibat wabah Covid-19 ini kita tahu kegiatan ekonomi sangat lesu. Banyak pegawai yang terpaksa di PHK, para pedagang, pengusaha UKM lesu, bahkan berhenti. Sudah barang tentu hal ini berefek pada orang tua mahasiswa atau mahasiswa yang statusnya pegawai. Kegiatan pembelajaran yang basisnya digital juga tentu menyedot biaya pulsa cukup besar. Ujungnya, mereka tidak mampu bayar yang berakibat pada pendapatan PTS. Siklus ini tidak bisa dihindari,” ujar Prof Asep.

Pada saat yang sama, lanjutnya, pemerintah melalui Ditjen Dikti menghimbau PT memberikan subsidi pulsa bagi mahasiswa. Tentu hal ini tidak bisa dijalankan oleh semua PTS. Prioritas mereka masih bagi keperluan internal dosen dan tenaga kependidikan (tendik).

“Bagi PTN hal ini tidak terlalu berpengaruh karena penggajian masih ditangani negara. Walaupun tetap harus dimaklumi karena negara pun terdampak cukup signifikan oleh wabah ini,” pungkasnya.

Menurutya, ada beberapa PTS termasuk Universitas Al Azhar Indonesia saat ini masih mampu memberikan gaji untuk dosen dan tendik. Bahkan termasuk THR dan subsidi pulsa bagi mahasiswa dalam bentuk pengurangan biaya pendidikan (SKS) sampai sekitar 15%.

Namun bagi PTS yang terkena dampak cukup berat, memang sebaiknya pemerintah dapat menanggulangi bisa dalam bentuk hibah atau bantuan biaya pendidikan. PTS ini sudah cukup lama membantu pendidikan bagi warga negara tanpa banyak bantuan dari pemerintah.

“Pada saat krisis akibat Covid-19 saya rasa cukup bijak bila ada uluran tangan pemerintah. Ini sama dengan penyaluran bansos tepat sasaran dengan data terpapar dampak tersedia di kampus. Ini juga bisa masuk ke dalam program jaring pengaman sosial untuk sektor pendidikan,” jelasnya.

Dalam saat yang sama pemerintah dapat meminta jaminan PTS agar perkuliahan tetap berjalan, tentu lewat daring. Dan mahasiswa diberi kelonggaran pembayaran biaya pendidikan.

“Intinya, krisis akibat Covid-19 ini harus ditangani bersama, semua berjibaku saling membantu. Semoga Covid-19 ini bisa selesai,” ungkapnya. (ysp)