Antisipasi Lonjakan Kasus, Jabar Perkuat Kapasitas Fasilitas Kesehatan COVID-19

0
36
Sekretaris yang juga Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar Daud Achmad.
Sekretaris yang juga Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar Daud Achmad.

BANDUNG-RADAR BOGOR, Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) intens menginventarisasi ruang isolasi dan perawatan COVID-19 tambahan di sejumlah daerah. Hal tersebut sebagai upaya penguatan kesiapsiagaan menghadapi lonjakan kasus positif COVID-19 seiring konsistensi rapid diagnostic test (RDT) masif.

Sekretaris yang juga Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar Daud Achmad mengatakan, selain menambah rumah sakit rujukan, sejumlah pemerintah kabupaten/kota mengalihfungsikan gedung, hotel, maupun stadion menjadi pusat isolasi, perawatan, dan penginapan tenaga medis.

“Telah dikoordinasikan, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, agar menyiapkan pusat-pusat isolasi. Khususnya, bagi mereka yang menunjukan hasil RDT positif (reaktif), tetapi belum bergejala sampai menunjukkan hasil test PCR negatif diarahkan untuk dilakukan isolasi di tempat khusus,” kata Daud, Rabu (29/4/20).

Keberadaan pusat isolasi tambahan dapat menekan potensi penyebaran COVID-19. Selain itu, kehadiran tenaga medis akan memantau perkembangan gejala klinis warga Jabar yang terindikasi positif COVID-19 berdasarkan RDT dan meningkatkan kedisiplinan selama isolasi.

“Yang masuk dalam pusat isolasi telah mendapat pemeriksaan dokter di rumah sakit sebelum masuk ke pusat isolasi,” kata Daud.

Ketua Divisi Manajemen Fasyankes Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar Marion Siagian melaporkan, jumlah tempat tidur di pusat isolasi non rumah sakit yang terhimpun di kabupaten/kota per tanggal 28 April 2020 adalah 1.478 tempat tidur, sudah termasuk gedung Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jabar, sementara beberapa kabupaten/kota masih mempersiapkan .

“Masing-masing kabupaten/kota memiliki kebijakan upaya penyediaan ruang isolasinya diberbagai tingkatan, ada yang menggunakan sekolah, perkantoran, atau gedung lainnya, baik milik pemerintah, swasta. Maupun TNI/POLRI,” tambahnya.

Sejumlah pusat isolasi non rumah sakit sudah dipergunakan. Seperti Gedung BPSDM Provinsi Jabar hingga kini sudah merawat 87 Orang Tanpa Gejala (OTG) confirm swab dan RDT. Rinciannya, 65 orang masih dirawat, dan 22 orang sudah dinyatakan sembuh. Pada Kamis (30/4/20), rencana akan masuk 18 orang.

Asrama Balai Latihan Kerja Manggahang Kabupaten Bandung merawat 6 orang. Kemudian, Balai Latihan Kerja Disnakertrans Kabupaten Karawang merawat 10 orang. Bapelkes Cikarang Kabupaten Bekasi merawat 8 orang. Terakhir, Klinik Medina Kabupaten Garut merawat 4 orang (2 orang sudah selesai dan 2 orang masih melakukan isolasi).

Pemda Provinsi Jabar pun mengalihfungsikan Hotel Prama Grand Preanger Bandung untuk tenaga medis dengan total kamar yang disiapkan berjumlah 200. Hal tersebut dilakukan agar para tenaga medis bisa nyaman khususnya bagi yang kesulitan pulang ke rumah sehingga bekerja dengan tenang dan maksimal.

“Kami juga mengkoordinasikan pusat isolasi untuk nakes (tenaga kesehatan). Dan sudah ada 14 kabupaten/kota yang menyiapkan tempat penginapan nakes yang menangani COVID-19. Terdapat 18 lokasi yang saat ini menampung 441 nakes dari 41.152 nakes yang berada di ruang critical COVID-19 di RS maupun di Puskesmas,” ucap Marion.

Pemda Provinsi Jabar konsisten berkoordinasi dengan seluruh kabupaten/kota dan rumah sakit rujukan COVID-19 untuk terus menyiapkan fasyankes sebagai langkah antisipatif menghadapi lonjakan kasus COVID-19.