Bikin Cemas, Ini Penyebab Kasus Positif Covid-19 Meningkat Tajam Sepekan Terakhir

0
107
ilustrasi
ilustrasi

JAKARTA-RADAR BOGOR, Pertambahan kasus baru Covid-19 dalam sepekan terakhir cukup membuat cemas. Sebab pertambahan kasus setiap harinya di angka 400-an, 500-an, hingga kemarin yang tertinggi yakni 689 pada Rabu (13/5).

Hari ini saja, Kamis (14/5) bertambah 568 kasus baru per hari. Jumlah kasus baru akan terus bertambah seiring jumlah pengujian spesimen yang terus digenjot. Sudah 173.609 spesimen yang diperiksa swabnya. Otomatis angka kasus baru akan terus meningkat.

Juru Bicara Pemerintah Untuk Covid-19 Achmad Yurianto menjelaskan, saat ini wilayah-wilayah terjauh dan terpencil sudah bisa dijangkau akses pemeriksaan dengan metode Tes Cepat Molekuler (TCM) dengan memodifikasi mesin TB-TCM menggunakan catridge. Sehingga Yurianto mengungkapkan jumlah kasus baru pasti akan terus bertambah karena daerah terpencil kini bisa melakukan pemeriksaan.

“Kami pilih yang punya jarak yamg cukup jauh dari fasilitas yamg mampu memeriksakan real time PCR. Antara Yapen, Nabire, Timika, Mimika, Merauke, Nias dan sebagainya. Karena wilayah ini jauh aksesnya kalau spesimennya harus dikirim,” papar Yurianto dalam konferensi pers, Kamis (14/5).

Kemudian tak heran mengapa jumlah sebaran kasus baru semakin banyak. Kini daerah-daerah sudah bisa memeriksa spesimen secara mandiri. Maka jumlah kasus baru akan terus meningkat.

“Kasus baru akan meningkat dengan tajam. Contoh, Sulawesi Tengah terjadi kenaikan tajam dalam sehari 91 orang. Ini karena spesimen yang semua awalnya harus dikirim ke Makassar, sekarang bisa diperiksa di tempat. Akumulasi ini sebelumnya ada keterbatasan penerbangan spesimen. Sekarang semua sudah bisa diperiksa seluruhnya oleh daerah setempat,” ujar Yurianto.

Karena semakin banyaknya jumlah kasus positif, maka Yurianto meminta masyarakat agar berkomitmen bukan hanya menghindari kerumunan. Akan tetap, patuh untuk juga tidak menciptakan kerumunan di lingkungan masing-masing.

“Membudayakan untuk jaga jarak fisik saat kontak sosial. Ini penting agar tak kumpul berdekatan. Kalau kita bisa bangun bersama di masa depan kita tak akan dapatkan lagi kerumunan, tak lagi berdesakkan pada transportasi massal, sehingga kita bisa atur dengan baik,” tegasnya.(jpc)