Mulai Hari Ini Jam Operasional KRL Menjadi Pukul 04.00-21.00 WIB

0
40
Ilustrasi KRL
Ilustrasi KRL

JAKARTA-RADAR BOGOR, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) sejak 5 Juni 2020 telah menambah jam operasional KRL Commuter Line dari 06.00-18.00 menjadi pukul 04.00 – 20.00.

Mulai hari ini Senin (8/6/2020), jam operasional kembali bertambah menjadi 04.00 – 21.00 WIB selama masa PSBB transisi.

“Dengan jam operasional yang diperpanjang, perjalanan KRL juga bertambah dari sebelumnya 784 perjalanan menjadi 935 perjalanan setiap harinya,” kata VP Corporate Communications PT KCI, Anne Purba dalam keterangannya, Minggu (7/6/2020).

Namun demikian, Annne menyebut kemungkinan adanya antrean pengguna sehubungan aturan jaga jarak aman dan batasan kapasitas di dalam kereta masih bisa saja terjadi.

Agar tidak tergesa-gesa dalam menggunakan KRL, KCI menghimbau para pengguna merencakanan perjalanan dengan cermat.

“Penambahan ini menjadi solusi meminimalisir kemungkinan kepadatan pada setiap rangkaian kereta. Namun antrean maupun kepadatan akan sulit dihindari bila pola aktivitas para pengguna KRL masih saja terpusat di jam-jam sibuk pagi dan sore hari,” ujar Anne.

Anne menuturkan, PT KCI selama ini tidak mengurangi jarak waktu antar kereta atau headway, terutama pada jam-jam sibuk. Pada lintas Bogor, headway jam sibuk tetap 5 menit dengan 124 perjalanan KRL pada jam sibuk pagi hari dan 126 perjalanan pada sore hari.

Sementara itu, pada lintas Bekasi, headway jam sibuk adalah 10-15 menit dengan 51 perjalanan KRL pada jam sibuk pagi hari dan 55 perjalanan pada sore hari.

Di lintas Rangkasbitung/Serpong, headway jam sibuk adalah 10-15 menit dan 30 menit untuk kereta-kereta pemberangkatan maupun tujuan Rangkasbitung dengan keseluruhan 58 perjalanan pada jam sibuk pagi hari dan 67 perjalanan pada sore hari.

Sementara di lintas Tangerang, headway pada jam sibuk adalah 18-20 menit, dengan 26 perjalanan pada jam sibuk pagi hari dan 31 perjalanan pada sore hari. Anne pun menyebut, jumlah frekuensi perjalanan dan jarak waktu antar kereta saat ini sudah dimaksimalkan.

“Di lintas Bogor misalnya, sudah sangat sulit menambah perjalanan kereta karena headway sudah maksimal sesuai kapasitas prasarana perkeretaapian yang tersedia. Sebagian jalur rel juga masih dipakai bersamaan dengan jenis kereta lain misalnya KLB antar kota dan kereta yang mengangkut logistik,” beber Anne.

Pada masa PSBB transisi ini, Anne berujar, KCI masih mengikuti aturan dari pemerintah mengenai jumlah pengguna yang diizinkan dalam satu kereta yaitu 35 persen dari kapasitas maksimum.

Dengan demikian, untuk menjaga kapasitas dan jarak aman (physical distancing) di dalam kereta, maka pengguna akan diatur melalui beberapa titik penyekatan sebelum masuk ke peron untuk naik kereta.

Menurutnya, penyekatan ini juga sudah berlangsung selama masa PSBB, saat jumlah pengguna KRL turun lebih dari 80 persen. Penyekatan untuk mengutamakan physical distancing di dalam kereta ini terkadang membawa konsekuensi logis yaitu adanya antrean pengguna di stasiun-stasiun.

“Dengan PSBB transisi dimana jumlah pengguna KRL akan kembali meningkat, maka kemungkinan akan terjadi juga antrean pengguna pada jam-jam sibuk,” ucap Anne.

Selain bersiap merencanakan perjalanan, KCI kembali mengingatkan pengguna untuk melengkapi diri dengan perlindungan kesehatan yang dirasa perlu. Pengguna tetap diwajibkan untuk memakai masker dan mengikuti pengukuran suhu tubuh.

“Pengguna juga dianjurkan cuci tangan dengan air mengalir dan sabun sebelum dan sesudah naik KRL. Manfaatkan fasilitas wastafel tambahan yang telah tersedia di 72 stasiun. Untuk semakin meminimalisir risiko, pengguna juga dapat memakai pelindung wajah (face shield), membawa cairan pembersih tangan (hand sanitizer) dan menggunakan sarung tangan,” pungkasnya. (jpg)