RADAR BOGOR, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak Pakistan agar memberlakukan kembali penguncian yang ketat (lockdown) untuk menekan penyebaran virus corona yang makin tak terbendung. Sebab, kasus Covid-19 di Pakistan meningkat secara drastis setelah kebijakan pembatasan sosial dicabut pada bulan lalu.
Lewat surat, Kepala WHO Pakistan Palitha Mahipala mengatakan negara itu tidak memenuhi salah satu dari enam kriteria untuk melonggarkan penguncian. “Sampai hari ini, Pakistan tidak memenuhi persyaratan untuk membuka lockdown,” kata surat itu seperti dilansir dari Al Jazeera, Jumat (12/6).
Pemerintah Pakistan yang dipimpin oleh Perdana Menteri Imran Khan, telah memberlakukan pembatasan penguncian di provinsi yang berbeda. Pakistan semakin melonggarkan penguncian pada Idul Fitri lalu.
Kasus positif harian di Pakistan meningkat dari sekitar 1.700 per hari sebelum relaksasi menjadi 5.385 kasus baru pada 9 Juni, rekor satu hari. Pakistan saat ini memiliki 113.702 kasus positif virus Korona, dengan 2.312 kematian.
Dalam suratnya, WHO mengatakan tingkat pasien kasus positif di Pakistan terlalu tinggi (24 persen). WHO merekomendasikan agar Pakistan meningkatkan pengujian harian menjadi lebih dari 50 ribu per hari. WHO juga mengatakan sistem pengujian, deteksi, dan isolasi di Pakistan lemah.
Tolak Lockdown
Perdana Menteri Khan telah lama menolak menerapkan kembali tindakan lockdown. Salah satunya karena alasan ekonomi.
“Meski lockdown memperlambat penyebaran virus, tapi juga harus menyadari bahwa Pakistan adalah negara miskin dan bahwa Pakistan tidak punya pilihan selain membuka kembali penguncian,” katanya dalam pidato.
“Seluruh dunia mengerti bahwa kuncian bukanlah solusi,” tukasnya.
Dokter di rumah sakit besar di tiga kota besar Pakistan mengatakan kepada Al Jazeera bahwa rumah sakit nyaris melebihi kapasitas untuk merawat pasien Covid-19 di ruang isolasi dan perawatan intensif.
Sementata itu, Kepala Menteri Provinsi akan mengadakan pertemuan virtual dengan Komite Koordinasi Nasional Perdana Menteri mengenai tanggapan perkembangan Covid-19 untuk membahas rekomendasi WHO.(jpc)