Kemendikbud Belum Rencanakan Pengurangan Jumlah Mata Pelajaran

0
29
DIPROTES: USBN jenjang SD dari tiga menjadi delapan mata pelajaran, memicu polemik dari berbagai pihak.
Ilustrasi

JAKARTA-RADAR BOGOR, Plt Direktur Jendral (Dirjen) Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah (PAUD Dikdasmen) Kemendikbud Hamid Muhammad menyampaikan, pihaknya tengah melakukan pengkajian soal masukan terkait dibuatnya kurikulum khusus di masa pandemi Covid-19. Opsi penyederhanaan kurikulum masih menjadi opsi yang terbuka.

Akan tetapi, pihaknya akan lebih mengarah ke penyederhanaan kurikulum, belum menyangkut pada pengurangan mata pelajaran (mapel).

“Sampai sekarang, diskusinya di Balitbang tidak sampai kesana (pengurangan jumlah mapel), tapi menurut saya, kita tunggu dulu saja apa yang kemudian dihasilkan Balitbang dalam kajiannya terkait kurikulum ini. Agar jelas seperti apa,” terangnya.

Maka dari itu, dirinya meminta agar masyarakat bisa menunggu kajian kurikulum Balitbang Kemendibud. Namun, Hamid mengatakan bahwa Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang telah diterapkan selama masa pandemi juga telah mengarah kepada penyederhanaan sistem pembelajaran.

“Pembelajaran di TVRI misalnya kita sudah sederhanakan dengan fokusnya yaitu mengarah pada literasi, Numeralia, dan pendidikan karakter, termasuk juga yang panduan kurikulum. Untuk finalnya, kita tunggu saja,” tambahnya.

Selain itu, dia juga menuturkan, Program Merdeka Belajar yang telah diluncurkan pun sudah menjadi sebuah program yang mewajibkan para guru untuk berinisiatif dan berinovasi untuk memberikan pengajaran yang tidak monoton kepada para murid.

“Sehingga bisa lebih disederhanakan. Karena pada prinsipnya,saya yakin para guru bisa dan mampu memilih dan memilah pelajaran yang berat dan kompleks untuk disederhanakan,” tutupnya. (jpg)