Pedagang Pasar Positif Corona Bertambah jadi 701 Orang, Ini Datanya

0
31
Ilustrasi
Ilustrasi

JAKARTA-RADAR BOGOR, Pedagang di sejumlah pasar tradisional di Indonesia yang positif terpapar Covid-19 terus bertambah.

Berdasarkan laporan Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi), adanya penambahan 128 kasus pedagang pasar positif Corona dari sebelumnya yang sebanyak 573 orang menjadi 701 orang.

Sedangkan kasus pedagang pasar yang meninggal karena Corona tidak mengalami penambahan atau tetap di angka 32 orang. Data ini dihimpun dari 129 pasar yang tersebar di seluruh Indonesia.

Dari total kasus tersebut, kasus terbanyak tercatat dari Padang dengan total 113 kasus atau lebih dari separuh kasus terjadi di Pasar Raya Padang yang mana 3 orang di antaranya meninggal dunia karena Corona.

Selanjutnya disusul Pasar Besar Palangkaraya, Kalimantan Tengah sebanyak 50 kasus dan Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur sebanyak 49 kasus.

Lalu, Pasar Kobong Jawa Tengah sebanyak 28 kasus positif, Pasar Marabahan Batola, Kalimantan Selatan sebanyak 24 kasus, Pasar Kebun Semai sebanyak 20 kasus, Pasar Kumbasaro, Bali sebanyak 18 kasus, Pasar Induk Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim) sebanyak 17 kasus positif dan 3 orang meninggal dunia. Sisanya yakni 121 pasar lainnya mencatat tak lebih dari 17 kasus positif Corona.

Melihat penambahan kasus tersebut, Ketua Sigap Covid-19 Ikappi Dimas Hermadiyansyah mengimbau seluruh pemerintah daerah dan pengelola pasar untuk memberi perhatian dan tindakan yang tepat untuk menghentikan mata rantai penyebaran Covid-19 di pasar.

“Tindakan tepat yang kami maksud adalah menerapkan protokol kesehatan di pasar serta mengajak pedagang untuk mematuhinya melalui komunikasi secara intensif dan persuasif dengan paguyuban atau organisasi pedagang pasar, agar saling mengawasi atau mengingatkan kedisplinan dalam menerapkan protokol kesehatan di lingkungan pasar,” terangnya dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Sabtu (20/6/2020).

Dimas juga menyesalkan penerapan ganjil genap serta penutupan pasar karena itu dianggap belum seharusnya diterapkan, karena ada opsi lain yang semestinya dilakukan oleh pemda atau pengelola pasar yaitu melakukan upaya maksimal berupa sosialisasi dan edukasi penerapan protokol kesehatan yang baik.

“Bisa dalam bentuk penyediaan tempat cuci tangan beserta sabun disudut sudut pasar yang mudah dijangkau, penyediaan hand sanitizer, pembagian masker, penyediaan face shield, menyediakan penyekat plastik antara penjual dan pembeli, mengatur sirkulasi lalu lalang pembeli serta penyemprotan disinfektan di saat pasar berhenti beroperasi,” katanya.

Menurutnya, pemda dalam membuat kebijakan atau peraturan mestinya bisa mempelajari dulu kondisi pasar dan pedagang dengan mengajak berdialog perwakilan kelompok pasar atau ketua blok pasar agar diketahui masalahnya.

“Baru kemudian dicari solusi yang tepat untuk masalah penyebaran Covid-19 di pasar tersebut, bukan malah tiba-tiba keluar ancaman akan menutup pasar bila pedagang tidak setuju penerapan ganjil genap di pasar, lagipula masalah tiap pasar kan berbeda-beda,” tambahnya.

Jika sudah melalui dialog dan benar-benar diketahui masalah yang terjadi di pasar, baru didorong dinas terkait dan pengelola pasar serta komponen masyarakat untuk melakukan upaya dan pengawasan agar penerapan protokol kesehatan di pasar bisa berjalan dengan baik. “Kalau ada yang bandel baru dikenakan sanksi,” tegasnya.

Menurutnya langkah-langkah tersebut penting karena besarnya jumlah pasar tradisional di seluruh Indonesia yang menampung sebanyak 12,3 juta pedagang, harus diselamatkan mata pencahariannya dengan cara-cara yang tepat dan manusiawi.

Untuk diketahui, ada sebanyak 19 pasar di DKI Jakarta yang ditutup karena ada kasus positif COVID-19 dengan jumlah kasus 138 orang positif dan ada 3 pasar yang masih nihil kasus COVID-19 yakni pasar Ciracas, Palmeriam, dan Kelapa Gading ungkap Dimas.

“Komitmen kami adalah mengajak seluruh komponen masyarakat khususnya pedagang menciptakan atau menjaga agar pasar aman dan nyaman untuk dikunjungi serta bebas dari penyebaran COVID-19 sehingga mata pencaharian 12 juta lebih masyarakat yang menggantungkan hidup di pasar tradisional terselamatkan,” tandasnya. (dtk/ysp)