RADAR BOGOR, Pendemi Covid-19 masih jauh dari kata usai. Penularan belum menunjukkan tren turun. Minggu (21/6) Badan Kesehatan Dunia (WHO) bahkan mencatat rekor angka penularan harian tertinggi secara global. Yaitu, lebih dari 183 ribu penularan selama 24 jam. Selain itu, di hari yang sama lebih dari 4.700 orang meninggal dunia akibat penyakit yang disebabkan virus SARS-CoV-2 tersebut.
Lebih dari separo kasus penularan itu berasal dari Amerika Serikat (AS), Brasil, dan India. Sekjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, Senin (22/6) menegaskan bahwa pandemi kali ini memang masih terus meningkat. Dan ini lebih dari sekadar krisis kesehatan.
’’Ini adalah krisis ekonomi, sosial, dan di banyak negara menjadi krisis politik. Efek pandemi ini akan terasa selama beberapa dekade ke depan,’’ tegas dia seperti dikutip Agence France-Presse.
Brasil menjadi contoh nyata bahwa pandemi Covid-19 berujung menjadi masalah politik. Presiden Brasil Jair Bolsonaro menolak lockdown dan lebih fokus pada pergerakan roda ekonomi. Langkahnya ditentang banyak pihak. Sebab, angka penularan dan kematian di Brasil terus meroket.
Angka penularan di Brasil sudah tembus lebih dari satu juta orang. Kini angka kematiannya pun telah mencapai 51.407 orang. Itu adalah tertinggi kedua setelah AS. Infeksi di Brasil juga sudah mencapai angka belasan ribu per hari.
Dua menteri kesehatan sudah mengundurkan diri. Mereka berdua sama-sama dokter. Yang pertama dipecat Bolsonaro, sedangkan penggantinya mengundurkan diri karena tak satu suara dengan orang nomor satu di Brasil tersebut.
’’Dunia sedang memasuki fase baru dan berbahaya ketika perintah tinggal di rumah dicabut,’’ terang Ghebreyesus pekan lalu.
India serupa dengan Brasil. Lonjakan penularan terus terjadi pasca-lockdown dicabut. Dilansir BBC, 57 remaja putri di shelter milik pemerintah di Kanpur telah tertular Covid-19.
Mayoritas tanpa gejala. Mereka sudah dipindahkan ke fasilitas isolasi. Yang membuat miris, lima di antara para gadis remaja itu diketahui sedang hamil.
Kasus tersebut mencuat setelah salah seorang remaja di shelter itu mengalami demam. Setelah dibawa ke rumah sakit, dia dinyatakan positif. Dari situlah teman-temannya akhirnya juga dites. India kini duduk di posisi ke-4 dengan penularan tertinggi secara global.
Korea Selatan (Korsel) di lain pihak meyakini bahwa saat ini mereka sedang dilanda gelombang kedua. Kemarin ada 17 penularan baru dari berbagai klaster di perkantoran besar dan pergudangan. Jumlah tersebut tampaknya kecil, tapi pemerintah yakin klaster-klaster kecil semacam itu akan bermunculan selama beberapa bulan ke depan.
’’Jelas bahwa libur akhir pekan di awal Mei lalu menandai awal gelombang baru infeksi,’’ ujar Kepala Pusat Kontrol Penyakit Korea (KCDC) Jung Eun-kyeong.
Thailand justru bersiap untuk melonggarkan aturan setelah 28 hari tanpa penularan lokal. Tiga penularan yang terjadi kemarin berasal dari luar negeri.
Karena itu, Thailand mulai bersiap untuk melonggarkan aturan perjalanan dan tempat-tempat hiburan. Diperkirakan Juli nanti pub, restoran, dan tempat-tempat berkumpul lainnya kembali beroperasi.(JPC)