RADAR BOGOR, Universitas Washington pada Selasa (7/7) merilis sebuah pemodelan baru yang memproyeksikan bahwa kematian akibat Covid-19 di Amerika Serikat (AS) akan mencapai lebih dari 208.000 pada 1 November jika masker tidak digunakan secara luas, dengan wabah tersebut diperkirakan akan mendapatkan momentum baru memasuki musim gugur.
Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) yang berada di bawah naungan universitas tersebut juga mengungkapkan dalam pemodelan itu bahwa sebanyak 45.000 jiwa bisa diselamatkan jika 95 persen orang memakai masker, menurut laporan CNN, seperti dilansir Antara.
“AS belum mengalami akhir sebenarnya dari gelombang pertama pandemi,” kata Direktur IHME Dr. Christopher Murray dalam pernyataan sebelumnya, seperti dilansir Antara dari Xinhua.
“Ini tidak akan menghindarkan kita dari lonjakan kedua pada musim gugur, yang akan sangat parah di negara-negara bagian yang saat ini mengalami tingkat infeksi yang tinggi,” tambahnya.
Serangkaian situasi yang berhubungan dengan upaya berbagai negara bagian dan kota untuk melakukan pembukaan kembali untuk kembali ke kondisi normal tertentu, telah mengakibatkan situasi yang membuat negara itu kini melaporkan “rekor jumlah kasus tertinggi”, kata Anthony Fauci, Direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional AS, dalam siaran langsung dengan Direktur Institut Kesehatan Nasional AS Francis Collins pada Senin (6/7).
Direktur Harvard Global Health Institute Ashish Jha mengatakan bahwa AS melakukan pembukaan kembali terlalu dini di beberapa tempat. “Ada ada banyak pesan simpang siur tentang penggunaan masker dan aturan jaga jarak sosial, sehingga semua itu berkontribusi pada apa yang saya kira sebagai momen berbahaya bagi negara kita,” katanya kepada Fox News.
Pakar itu juga meminta Gedung Putih untuk mengikuti ilmu pengetahuan, mendorong masyarakat untuk mengenakan masker, dan menerapkan jaga jarak sosial.
Setelah pelonggaran langkah karantina wilayah (lockdown) di beberapa negara bagian dicabut, AS berjuang lebih keras untuk merespons dampak mematikan yang ditimbulkan oleh Covid-19.
Negara itu melaporkan lebih dari 2,99 juta kasus Covid-19 dengan jumlah kematian lebih dari 131.000, menurut data terbaru Universitas Johns Hopkins. Kedua angka itu jauh lebih tinggi dari yang dicatat oleh negara atau kawasan lain mana pun.(*/jpc)