Hari ketiga di Surabaya dokter Andani Eka Putra mengajak saya makan di restoran Padang. Rupanya ia sudah bosan dengan makanan hotel.
”Orang Padang ini susah. Tidak bisa pisah dengan masakan Padang,” katanya.
Saya pun ingat. Istri saya, tadi pagi, masak mirip masakan Padang. Mirip rendang. Bukan daging biasa, tapi bagian dalam pipi sapi.
Dokter Andani pun masuk mobil saya. Bersama Alghozi Ramadhan, si Melinial Nakal. Saya yang mengemudikan mobil. Mereka tidak tahu akan dibawa ke restoran mana.
Keduanya memang lagi di Surabaya. Mereka diajak Letjen Doni Monardo ke Surabaya. Ketua BNPB itu memang prihatin akan keadaan Surabaya. Yang lagi dinyatakan sebagai daerah merah-hitam.
Hari kedua, mestinya dr Andani ikut Letjen Doni ke Makassar. Tugasnya sudah selesai –mesti tidak tuntas. Andani sudah bertemu Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.