HARI Minggu kemarin beliau meninggal dunia. Hari Minggu kemarin beliau dimakamkan. Senin pagi keesokan harinya saya baru tahu kalau Pendeta Leonard Limato meninggal dunia.
Saya pun langsung mengirim pesan ucapan duka ke nomor ponsel beliau: entah siapa yang membacanya. Saya sampaikan juga kesan saya yang mendalam setelah berdiskusi panjang dengan beliau belum lama ini.
Setelah diskusi itu beliau masih mengirim WA. Untuk melanjutkan diskusi yang belum selesai. Beliau juga minta agar foto-foto saat kami berdiskusi itu dikirim ke beliau.
Diskusi saya hari itu lebih banyak membicarakan kemungkinan Gereja Bethany bisa rukun kembali. “Saya lillahi ta’ala saya siap menyelesaikannya,” ujar Pendeta Leonard hari itu.
Waktu pertemuan itu berlangsung wabah Covid-19 sudah menakutkan. Kami pun sepakat bertemu di tengah: di Surabaya Town Square (Sutos). Saya tidak mengira kalau mal Sutos sudah ditutup total.
Padahal kami berjanji untuk bertemu di situ. Saya akan pinjam ruang rapat kantor Persebaya. Atau di kafe Wdnsdy (baca: Wednesday) yang bersebelahan dengan toko sepeda Wdnsdy.