Ada Kejanggalan, Pemerintah Bentuk Tim Investigasi Kebakaran Kejagung

0
34
Kebakaran Gedung Utama Kejaksaan Agung (Kejagung) di Jalan Sultan Hasanuddin, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Sabtu (22/8)
Kebakaran Gedung Utama Kejaksaan Agung (Kejagung) di Jalan Sultan Hasanuddin, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (22/8).

JAKARTA-RADAR BOGOR, Kebakaran Gedung Utama Kejaksaan Agung (Kejagung) di Jalan Sultan Hasanuddin, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Sabtu (22/8) mengundang banyak dugaan. Pemerintah pun langsung membetuk Tim Investigasi khusus untuk menyelidiki penyebab insiden itu.

Menanggapi hal itu, Pengamat intelijen dan keamanan Stanislaus Riyanta berpendapat, terbakarnya gedung utama Kejaksaan Agung itu banyak kejanggalan.

Tidak bisa dianggap hanya sebatas kecelakaan biasa. “Kalau saya melihat seperti itu, agak janggal kalau ini tampak seperti kecelakaan biasa,” ujarnya saat dihubungi di Jakarta, Senin (24/8).

Dirinya menyatakan demikian karena “Si Jago Merah” begitu cepat melahap nyaris seluruh bagian gedung utama. Lalu, perangkat mitigasi, seperti pendeteksi api (fire detector) dan pendeteksi asap (smoke detector) kebakaran tidak bekerja.

“Kemungkinan sabotase itu bisa saja. Apalagi, ada indikasi terbakar dengan cepat, sangat besar, (perangkat) aspek-aspek pencegahan tidak berjalan,” sambungnya.

Asumsi berikutnya, gedung “Korps Bhayangkara” telah beberapa kali terbakar, seperti pada 1979 dan 2003. Kemudian yang terparah tahun 2000, saat memeriksa putra sulung Presiden kedua RI Soeharto, Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto. “Satu jam setelah Tommy Soeharto meninggalkan gedung, di situ ada bom. (Adanya) bom itu jelas disengaja,” jelas Stanislaus.