Yacob Utama, Yakob Utama, Jacob Utama, Jakob Oetama.
Yang terakhir itu ejaan yang benar. Saya bernah bertanya langsung kepada beliau tentang ejaan nama beliau itu –saking banyaknya versi di media.
Beliau juga menjelaskan secara khusus bahwa kata “Oetama” di situ harus dibaca: utomo.
Beliau kan orang Jawa Tengah. Lahir di desa sekitar candi Borobudur. Bahwa ”utomo” itu ditulis ”Oetama” justru itulah yang benar –menurut grammar bahasa Jawa: bunyi “‘o” harus ditulis ”a” manakala kata itu berubah bunyi ketika diberi akhiran ”ne”.
”Utomo” ketika diberi akhiran ”ne” bunyinya menjadi ”utamane”. Bukan ”utomone”.
Jangan disangka hanya bahasa Inggris yang grammar-nya bikin pusing. Cukup sampai di situ kita bicara bahasa Jawa.
Kita kan lagi membicarakan sosok hebat tokoh pers Indonesia yang meninggal Rabu siang kemarin: Jakob Oetama. Baca: Yakob utomo.
Saya tengah dalam perjalanan dari Surabaya ke Jakarta (pakai mobil) ketika staf di Kompas TV menghubungi saya.
Kompas TV minta agar saya ikut memberi kesaksian tentang Pak Jakob. Saya diminta menyiapkan HP dan laptop untuk pengambilan suara dan gambar.
“Saya tidak membawa laptop,” jawab saya.