RADAR BOGOR-Politeknik Maritim Negeri (Polimarin) Indonesia telah menghasilkan lulusan-lulusan terbaik yang berprofesi sebagai pelaut. Tak hanya berstandar nasional, kurikulum pendidikan yang diterapkan di Polimarin juga menggunakan standar internasional.
Direktur Polimarin, Sri Tutie Rahayu mengatakan, Polimarin Indonesia berdiri sejak 2012 di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Vokasi. Ada tiga program studi yang ditawarkan yaitu Nautika (D3 dan ANT III), Teknika (D3 dan ATT III), dan Tatalaksana Kepelabuhan (D3). Lulusannya sudah banyak yang bekerja di perusahaan luar negeri. Hal ini karena adanya link and match dengan perusahaan pelayaran Jerman.
“Kerja sama yang kita jalin, dengan Jerman, sangat stric dengan kurikulum. Kalau tidak demikian, tidak bisa. Memang kita rintis sebelum Polimarin berdiri. Kemudian kita juga kerja sama dengan industri. Antara pendidikan dan perhubungan, sebenarnya kepentingannya sama, satu pendidikan dan satunya kompetensi,” ujarnya saat konferensi pers secara virtual, Senin (26/10/2020).
Awalnya, lulusan ini memang kesulitan untuk mengikuti seleksi internasional kerana kendala kesulitan mencari kapal. Namun, hambatan tersebut ternyata tidak menyurutkan semangan alumni. Akhirnya banyak lulusan yang lolos seleksi. Bahkan Perusahaan BSM dari Denmark juga memberikan kesempatan kepada mereka.
“Bagaimana self confidence, ending-nya jadi pelaut, mereka mendapatkan sertifikat kompetensi sebagai pelaut. Ini diakui internasional. Sebagai pendamping ijazah, ditanamkan pendidikan karakter. Mengenai pelatihan, apapun yg kita lakukan, kita koordinir. Untuk mendukung kurikulum internasional. Harus bisa berbahasa Inggris,” katanya.
Di samping itu, TNI Angkatan Udara juga terlibat untuk membimbing mahasiswa Polimarin. Selain pembelajaran karakter, juga ada materi mengenai entrepreneur.
“Berdasarkan data, yang sudah berada di Jerman, 22 orang magang dan sudah dipesan semua. Ketika dari direktorat jenderal vokasi, link and match adalah jiwa kami. Industri erat sekali. Untuk memberikan warna, kita menggaet dosen dari industri. Ini yang kita minta untuk melatih,” pungkasnya (adv/dia/pojoksatu)