JAKARTA-RADAR BOGOR, Tahapan vaksinasi terus dimatangkan pemerintah. Sejumlah kandidat vaksin Covid-19 pun dipantau perkembangan uji klinisnya. Upaya vaksinasi tersebut masih menuai pro kontra.
Sebagian pihak tetap mendukung upaya vaksinasi tersebut. Jubir Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dokter Christian Widodo menyakini pemerintah sangat berhati-hati dalam memutuskan vaksin Covid-19 yang akan digunakan.
Dia meyakini bahwa vaksin yang digunakan untuk masyarakat sebelum didistribusikan ke masyarakat sudah melalui serangkaian uji klinis yang ketat. Mulai dari tahap eksplorasi, praklinis, uji klinis, persetujuan badan pengatur (lisensi), manufaktur (produksi), dan kontrol kualitas. “Pemerintah pasti telah mencermati hal-hal tersebut,” kata dr Christian Widodo yang juga anggota DPRD Provinsi NTT itu dalam keterangan tertulisnya, Rabu (28/10).
Lebih jauh Christian itu menerangkan, tahapan paling krusial dari sebuah proses pembuatan vaksin terdapat pada tahap uji klinis atau pralisensi. Menurut dia, tahapan itu menguji efek samping vaksin terhadap kesehatan penerima. Jika lolos, baru mendapat persetujuan untuk diproduksi massal dan diedarkan.
Fase uji klinis (pra-lisensi) itu jika dirangkum sederhana terdiri atas tiga fase. Fase 1 sekelompok kecil orang akan menerima vaksin, biasanya berkisar 20-100 sukarelawan sehat. “Vaksin yang lolos fase ini bisa dibilang aman, namun harus diteliti lebih lanjut,” imbuhnya.
Christian menambahkan, pada fase 2, studi klinis diperluas, vaksin diberikan pada orang dengan karakteristik tertentu dengan mempertimbangkan rentang usia, jenis kelamin, dan sebagainya.
Hal ini dimaksudkan untuk memantau keamanan vaksin, potensi munculnya reaksi simpang, respons imun tiap orang (imunogenisitas), dosis optimal dan jadwal pemberian vaksin. Jumlah orang yang berpartisipasi biasanya ratusan.
Lebih jauh, pada fase 3 tahap uji klinis, vaksin diberikan kepada ribuan orang dan melibatkan populasi yang lebih beragam. Tujuannya untuk menilai efikasi dan pengamatan lebih jauh terhadap keamanannya. Efikasi adalah kemampuan vaksin untuk memberi manfaat bagi individu yang diimunisasi.
“Manfaat yang dimaksud adalah manfaat fisik yang sehat, jiwa yang sehat, dan manfaat terhadap kesejahteraan sosio-ekonomi dibandingkan dengan risiko kemungkinan terjadinya KIPI (kejadian ikutan pasca imunisasi).” papar Ketua DPW PSI NTT itu.
Dari serangkaian uji klinis ketat yang mesti dilewati itu, Christian yakin vaksin Covid-19 yang ditentukan pemerintah dan IDI nanti benar-benar aman disuntikkan kepada masyarakat. Maka dari itu, masyarakat diminta bersabar dan tidak menebar pesimisme.(jpc)