Didirikan oleh Ulama, TNI Jangan Mau Diadu Domba

0
45
GELADI RESIK: Sejumlah prajurit TNI dan kendaraan tempur bersiap mengikuti simulasi tempur laut saat geladi kotor persiapan HUT ke-70 TNI di Pelabuhan Indah Kiat, Merak, Banten, Selasa (3/10).Dery Ridwansah/ Jawa pos
Ilustrasi: Sejumlah prajurit TNI dan kendaraan tempur bersiap mengikuti simulasi tempur laut saat geladi kotor persiapan HUT ke-70 TNI di Pelabuhan Indah Kiat, Merak, Banten, Selasa (3/10).Dery Ridwansah/ Jawa pos

JAKARTA-RADAR BOGOR, Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Front Pembela Islam (FPI) Slamet Maarif merespons pernyataan Pangdam Jaya, Mayjen TNI Dudung Abdurrachman yang meminta agar FPI dibubarkan. Slamet berharap agar TNI tidak termakan hasutan dan mau diadu domba dengan ulama.

“Saya menasihati TNI bahwa TNI didirikan oleh ulama (Jenderal Sudirman) dan dari dulu menyatu dengan umat Islam. Jadi TNI jangan mau diadu dengan ulama dan umat Islam,” kata Slamet dikonfirmasi, Jumat (20/11).

Slamet meyakini, TNI tetap bersama rakyat. Terlebih TNI yang menjadi garda terdepan bersama rakyat menyelematkan NKRI. “Saya yakin TNI tetap sehati dengan ulama dan umat Islam untuk mempertahankan NKRI,” ujar Slamet.

Terkait pencopotan baliho bergambar Rizieq Shihab, sambung Slamet, umat yang berinisiatif memasangnya. Dia tak mempermasalahkan penurunan baliho tersebut.

“Yang harus diingat, yang pasang baliho itu umat, bukan FPI. Spanduk yang dicabut spanduk ucapan selamat datang IB HRS dan beliau sudah ada di Tanah Air. Jadi, nggak masalah TNI bantu Satpol PP,” ungkap Slamet.

Sebelumnya, Pangdam Jaya Jayakarta Mayjen TNI Dudung Abdurachman mengakui bahwa dirinyalah yang memerintahkan anggota TNI mencopot baliho bergambar Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.

Perintah itu dibuat karena simpatisan Rizieq terus memasang kembali baliho setelah ditertibkan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).