Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19 Alami Pilek dan Pusing Dua Hari

0
31
Ilustrasi vaksin
Ilustrasi vaksin
Ilustrasi vaksin
Ilustrasi vaksin

JAKARTA-RADAR BOGOR, Uji klinis vaksin Covid-19 dari Sinovac terus berjalan. Sebanyak 1.620 subjek (relawan) telah menjalani penyuntikan kedua. Tahap selanjutnya, tim peneliti mengamati kondisi relawan pada bulan pertama, ketiga, dan keenam.

”Sampai saat ini, untuk sementara dinyatakan aman,” ungkap peneliti utama uji klinis tahap III dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Prof Kusnandi Rusmil dalam konferensi pers secara daring Kamis (26/11/2020).

Menurut dia, tidak terjadi hal-hal yang merugikan subjek penelitian. Reaksinya hanya pilek dan pusing yang sembuh dalam dua hari. Jumlah relawan yang pilek dan pusing tak lebih dari 20 persen.

Pada kesempatan yang sama, Kepala BPOM Penny K. Lukito menyatakan, izin yang diberikan selalu mempertimbangkan beberapa aspek. Karena saat ini sedang pandemi, kebijakan yang digunakan adalah emergency use authorization (EUA).

”Pemerintah sedang mempersiapkan tahap-tahap vaksinasi agar berjalan baik, termasuk izin penggunaan saat emergency,” ucap Penny.

BPOM bersama lembaga lain telah melakukan inspeksi ke pabrik Sinovac di Tiongkok. Kunjungan itu dimaksudkan untuk memastikan apakah pembuatan vaksin Covid-19 memenuhi kaidah yang baik. ”Untuk aspek keamanan diambil dari uji klinis di Bandung dan negara lain,” tutur Penny.

Agar EUA bisa dikeluarkan, hasil uji klinis harus memenuhi aspek keamanan dan khasiat yang baik. Data pada bulan pertama cukup menggembirakan. Penny kini menanti data bulan ke-3 pada Desember nanti. Setelah data hingga bulan ke-6 dikumpulkan, BPOM akan melakukan evaluasi bersama dengan tim ahli.

Direktur Operasi Bio Farma Rahman Roestan menuturkan, pihaknya tidak hanya mempersiapkan uji klinis. Tetapi, juga fasilitas produksi vaksin Covid-19. ”Jadwal ini ketat, tapi masih sesuai track. Kami berharap bisa on time,” katanya.

Dia menjelaskan, untuk memenuhi kebutuhan vaksin seluruh masyarakat Indonesia, pihaknya tidak bisa hanya mengandalkan satu produsen vaksin. Pihaknya terbuka untuk berdiskusi dengan produsen vaksin di luar Sinovac. ”Yang diutamakan kemandirian, tapi butuh waktu. Untuk kecepatan, butuh partner global yang sudah siap uji klinis,” tuturnya.

Pihaknya masih menjajaki vaksin lain seperti AstraZeneca dan Pfizer. Ada berbagai pertimbangan, termasuk distribusi. Sebab, Indonesia adalah negara kepulauan yang proses distribusi vaksin membutuhkan perlakuan khusus.

Sementara itu, Jubir Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, saat ini pemerintah pusat maupun daerah mempersiapkan SDM untuk proses vaksinasi. Jumlahnya akan menyesuaikan dengan angka peserta vaksinasi.

Dari sisi logistik, kesiapan prosedur untuk menjaga suhu vaksin atau cold chain sudah berjalan baik. ”Saat ini rata-rata kesiapan cold chain yang berfungsi di Indonesia mencapai 97 persen,” katanya.

Wiku juga mengingatkan tentang kasus Covid-19 yang terus meningkat. Pertumbuhan kasus kembali memecahkan rekor dengan menembus angka 5.534 pada 25 November lalu. Selain itu, terjadi beberapa kali pertumbuhan kasus di atas 5 ribu per hari. Yakni, pada 13 November dengan 5.444 kasus dan 14 November terdapat 5.272 kasus.

”Karena itu, saya meminta masyarakat untuk disiplin menjalankan protokol kesehatan. Bagi satgas di daerah, jangan ragu melakukan penindakan kepada masyarakat yang masih abai terhadap protokol kesehatan,” tegas Wiku. (jpg)