UEFA Selidiki Dugaan Rasial di Laga PSG vs Basaksehir

0
35
Wasit Ovidiu Hategan berbicara dengan pemain Istanbul Basaksehir Demba Ba saat pertandingan dihentikan menyusul adanya dugaan hinaan rasis saat tim melawan Paris St. Germain pada laga Liga Champions Grup H di Parc des Princess, Paris, Prancis, Selasa (8/12). (REUTERS)
Wasit Ovidiu Hategan berbicara dengan pemain Istanbul Basaksehir Demba Ba saat pertandingan dihentikan menyusul adanya dugaan hinaan rasis saat tim melawan Paris St. Germain pada laga Liga Champions Grup H di Parc des Princess, Paris, Prancis, Selasa (8/12). (REUTERS)

JAKARTA-RADAR BOGOR, Badan Sepak Bola Eropa (UEFA) mengambil langkah disipliner terkait pertandingan Liga Champions yang kontroversial antara Paris Saint-Germain (PSG) dan Istanbul Basaksehir ketika para pemain berhenti bermain sebagai protes dari tindakan rasial, menurut laporan Reuters, Rabu (9/12).

UEFA pada Rabu menyatakan mereka telah menunjuk seorang Inspektur Etika dan Disiplin untuk melakukan penyelidikan disipliner terkait insiden tersebut, dikutip dari Antara.

Penyelidikan disipliner dapat berujung sebuah sanksi dan ofisial pertandingan dilindungi oleh peraturan disiplin UEFA yang biasanya digunakan untuk menghukum klub dan pemain.

Insiden itu dipicu ketika asisten pelatih Basaksehir, Pierre Webo, mendapat kartu merah karena memprotes keputusan wasit dan klub Turki tersebut kemudian menuduh bahwa wasit keempat Sebastian Coltescu menggunakan istilah rasial terhadapnya

Para pemain dari kedua tim meninggalkan lapangan setelah sekitar 10 menit berdiskusi dengan wasit asal Rumania Ovidiu Hategan. Permainan akan dilanjutkan kembali pada Kamis dini hari pukul 00.55 WIB.

Sebuah rekaman TV menunjukkan wasit keempat Coltescu berkata dalam bahasa Rumania: ‘Negro di sana. Pergi dan periksa siapa dia. Yang negro di sana, tidak mungkin bertindak seperti itu,’ setelah Webo dengan keras memprotes keputusan wasit.

“Federasi Sepak Bola Rumania secara tegas memisahkan diri dari setiap tindakan atau pernyataan yang bersifat rasial atau xenofobia,” kata federasi tersebut (FRF) dalam sebuah pernyataan resmi.

FRF saat ini sedang menunggu laporan UEFA “untuk mengetahui dengan tepat apa yang terjadi sebelum menentukan langkah lebih lanjut. “Rasialisme, dan diskriminasi dalam segala bentuknya, tidak memiliki tempat dalam sepak bola,” lanjut FRF.(jpc)