Banyak Guru Enggan di Vaksin, Takut Jadi Kelinci Percobaan

0
35
ilustrasi vaksin merah putih
ilustrasi vaksin merah putih
Ilustrasi: Pengembangan vaksin Covid-19. (Emin Baycan via ZDNe)

JAKARTA-RADAR BOGOR, Indonesia telah menerima 1,2 juta vaksin Covid-19 Sinovac. Kedatangan vaksin ini pun mendapat respon positif dari berbagai pihak karena dianggap akan memberikan dampak positif.

Meskipun begitu, Koordinator Nasional Perhimpunan untuk Pendidikan dan Guru (P2G) Satriwan Salim menyampaikan, masih terdapat guru yang enggan untuk divaksinasi.

“Saya mendapatkan curhatan dari beberapa guru-guru dari daerah, mereka belum bersedia divaksin terlebih dulu,” jelasnya kepada JawaPos.com, Rabu (9/12/2020).

Hal ini di karenakan para guru enggan untuk dijadikan bahan percobaan efektivitas vaksin. Begitu juga kekhawatiran akan efek samping yang akan ditimbulkan dari vaksin tersebut.

Oleh karenanya, pihaknya meminta agar semua tahapan uji coba vaksin ini dapat dipenuhi terlebih dulu. Sebab, juga belum terbukti keamanannya, termasuk status halal baik dari BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan) maupun MUI (Majelis Ulama Indonesia).

Dia juga meminta agar pemerintah memberikan penyampaian soal efektivitas vaksi hingga siapa yang akan mendapat prioritas untuk divaksinasi.

Kata dia, peran pemerintah dalam hal ini akan merubah cara pandang guru terhadap vaksin.

“Ini kan persoalan, ada informasi yang tidak tuntas dan tak tersampaikan oleh Pusat, Kemendikbud, Kemenkes atau lainnya, sehingga para guru justru sebagaian merasa khawatir, jika menjadi ‘kelinci percobaan’ vaksinasi di awal ketimbang profesi lain,” terang Satriwan.

Proses vaksinasi juga diharapkan dikelola oleh negara dengan tidak melibatkan pihak swasta. Hal ini untuk tidak adanya transaksi jual-beli vaksin Covid-19.

“Distribusi vaksin dikelola oleh negara, vaksinnya hendaknya gratis, tidak diperjuapbelikan, khususnya bagi para guru dan tenaga kependidikan sebagai garda terdepan pendidikan nasional,” tandasnya. (*/ran)