JAKARTA-RADAR BOGOR, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meminta inklusi keuangan di Indonesia terus ditingkatkan. Bahkan, perlu dipikirkan dengan cara yang luar biasa. Sebab, masyarakat yang masih gagap keuangan akan sulit meningkatkan kesejahteraan, taraf hidup, dan kontribusi terhadap perekonomian.
Menurutnya, masyarakat harus terus dipacu untuk melakukan literasi dan edukasi untuk percaya terhadap industri jasa keuangan. Jika sudah menciptakan rasa percaya maka akan timbul minat meminjam dana di lembaga keuangan resmi dibandingkan renternir.
“Pertama, lebih agresif dalam meningkatkan literasi keuangan, meningkatkan pengetahuan, meningkatkan minat, meningkatkan kepercayaan terhadap industri keuangan,” ujarnya, Kamis (10/12).
Jokowi mengatakan, sosialisasi dan edukasi harus terus dilakukan secara inovatif. Bahkan melalui cara seni dan budaya yang sesuai dengan karakter kekinian yang sesuai dengan karakter kelompok sasaran, serta melibatkan lembaga pendidikan, lembaga keagamaan. “Termasuk cara-cara kerja sama dengan para tokoh yang berpengaruh,” sebutnya.
Kemudian, lanjutnya, TPAKD (Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah) harus lebih aktif terlibat untuk mendorong pendirian kelompok-kelompok usaha, kelompok-kelompok tani, terutama koperasi sekaligus mendorong cara-cara korporasi yang dilakukan oleh koperasi masyarakat.
Selanjutkan, penguatan infrastruktur percepatan akses keuangan juga harus dilakukan dengan cara yang lebih agresif. “Pendirian Jamkrida, pendirian lembaga keuangan mikro, penyediaan agen bank di setiap desa, termasuk juga percepatan untuk penerbitan obligasi daerah, ini penting, dan upaya-upaya lainnya,” imbuhnya.
Jokowi menekankan, percepatan harus dilakukan melalui terobosan-terobosan baru yang inovatif dan efisien. Terakhir, meningkatkan inklusi keuangan di daerah-daerah yang masih pasif juga perlu dilakukan terutama untuk rakyat kecil dan UMKM.
“Kita harus melakukan langkah-langkah yang luar biasa, harus cepat, harus inovatif agar perekonomian nasional segera pulih dan bahkan mampu bangkit lebih cepat dibanding negara-negara lain,” tutupnya.(jpc)