Gunung Merapi Alami 24 Kali Gempa Guguran, Sebagian Pengungsi Pulang ke Rumah

0
35
Gunung Merapi
Ilustrasi Gunung Merapi

JOGJAKARTA-RADAR BOGOR, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan, Gunung Merapi mengalami 24 kali gempa guguran selama periode pengamatan pada Rabu (9/12/2020) mulai pukul 00.00–24.00 WIB.

Kepala BPPTKG Hanik Humaida seperti dilansir dari Antara di Jogjakarta menyebutkan, selain gempa guguran, pada periode pengamatan itu juga tercatat 208 kali gempa hybrid atau fase banyak, 21 kali gempa hembusan, satu kali gempa frekuensi rendah, dan 38 kali gempa vulkanik dangkal.

”Berdasar pengamatan visual, asap solfatara tidak teramati keluar dari Gunung Merapi,” ujar Hanik Humaida.

Pada periode pengamatan itu, lanjut dia, terdengar satu kali suara guguran dari Pos Pemantauan Gunung Merapi (PGM) Babadan dengan intensitas lemah.

Laju deformasi Gunung Merapi diukur menggunakan electronic distance measurement (EDM) Babadan rata-rata 11 cm per hari (dalam tiga hari).

Sementara itu, sebagian warga dari kawasan Gunung Merapi yang mengungsi di sejumlah titik di wilayah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dalam beberapa pekan terakhir kembali ke rumah.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Magelang Edy Susanto mengatakan, para pengungsi mengalami kejenuhan sehingga mereka pulang ke rumah.

”Ternyata prediksi tersebut benar-benar terjadi dan sejak 26 November, pengungsi dari Desa Ngargomulyo Kecamatan Dukun memutuskan kembali ke rumah,” kata Edy.

Kemudian pada 30 November , seluruh pengungsi dari Desa Ngargomulyo kembali ke rumah, kecuali kelompok rentan terdiri atas ibu hamil, ibu menyusui, lansia, anak-anak, dan disabilitas.

Selanjutnya pada 1 Desember, sebagian pengungsi dari Dusun Babadan II Desa Paten juga pulang dan tersisa 127 orang serta pengungsi dari Desa Keningar pulang 26 orang. Total pengungsi yang sebelumnya sekitar 800 orang, kini tinggal 602 pengungsi.

Berdasar informasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Jogjakarta, aktivitas Gunung Merapi sampai dengan saat ini masih tinggi.

”Gempa fase banyak sekarang 259, kemudian vulkanik dangkal 30, tetapi vulkanik dalam tidak ada. Kemudian deformasi kumulatif sudah hampir 5 meter, sedangkan erupsi 2006 deformasi hanya 3 meter,” terang Edy. (jpg)