MEGAMENDUNG-RADAR BOGOR, Proyek pembangunan Bendungan Sukamahi dan Ciawi di Desa Sukakarya, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, yang diproyeksikan menjadi pengendali banjir di DKI Jakarta dan sekitarnya oleh pemerintah pusat hingga kini belum rampung.
Di era Presiden Joko Widodo (Jokowi), proyek ini juga macet dan kini progres konstruksinya belum sampai 50 persen. Kemarin (3/1) Radar Bogor pun mencoba menyambangi dua proyek pengendali air itu. Pertama di lokasi proyek, Bendungan Ciawi. Tak ada pekerjaan yang berarti. Alat berat mati. Yang terlihat hanya tanah merah sisa cut and fiil.
Pun dengan Bendung Sukamahi. Sama. Alat berat tak terlihat bekerja keras. Hanya diam. Sepintas progres pembangunanya masih kurang dari 40 persen. Padahal, ditargetkan harus rampung akhir tahun 2020 ini.
Kondisi ini tidak terlepas dari lambatnya pembebasan lahan. Ya, hingga saat ini pembebasan lahan kedua lokasi bendungan masih belum usai. “Masih terus berjalan pembebasan lahanya,” ujar Camat Megamendung Rismawan, kepada Radar Bogor, kemarin (3/1).
Iapun berharap agar pembebasan lahan dan pembangunan bendungan bisa segera selesai. “Kita juga harap bisa cepat rampung,” harapnya. Sementara itu, Kepala Balai Besar wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung-Cisadane Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bambang Hidayah menjelaskan, proyek ini sempat macet karena ada kendala pembebasan lahan.
Menurutnya, ia akan mengupayakan penyelesaian pembangunan Bendungan Ciawi dan Sukamahi di Kabupaten Bogor. Dengan demikian, air kiriman dari Bogor ke DKI Jakarta dapat ditampung dan dikendalikan dari dua bendungan tersebut.
Ia menambahkan, kendala yang kini dihadapi sebisa mungkin akan segera diselesaikan. “Target akhir tahun selesai. Kita akan terus upayakan,” katanya kepada Radar Bogor, kemarin (3/1).
Menurutnya, dari segi pembangunan fisik, Bambang merinci, Bendungan Ciawi telah mencapai 44 persen. “Sedangkan, untuk Bendungan Sukamahi pembangunan fisik telah mencapai 35 persen,” tuturnya.
Sedangkan untuk masalah pembebasan lahan, Bambang menuturkan, Bendungan Ciawi telah mencapai 92,12 Persen. Sementara, pembebasan lahan untuk Bendungan Sukamahi berada di angka 90,31 persen.
Untuk pembebasan lahan, pihaknya terus berupaya berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Sebab, pembebasan lahan merupakan tanggung jawab Pemerintah Daerah.
“Kalo masalah pembebasan lahan itu daerah (pemerintah, red) karena itu wilayahnya daerah. Kalau kita kan hanya menangani infrastrukturnya saja,” jelasnya.
Meskipun masih terganjal pembebasan lahan, Bambang optimis selesai pada akhir 2020. “Kalo kita sudah usaha se-maksimal mungkin tapi masih ada kendala-kendala. Itu mungkin mundur beberapa bulan saja,” tuturnya.
Terpisah, Bupati Bogor Ade Munawaroh Yasin tak yakin Bendungan Sukamahi dan Ciawi dapat rampung akhir tahun 2020. Sebab, bendungan besar untuk menanggulangi banjir Ibu Kota DKI Jakarta itu masih memiliki persoalan.
Ia mengatakan, pemerintah masih terkendala pembebasan lahan di daerah tersebut. “Terkait luasan masih banyak pembebasan lahan yang belum selesai,” katanya kepada Radar Bogor, kemarin.
Menurunya, Bendungan Sukamahi memiliki volume tampung sebesar 1,68 juta meter kubik dengan luas area genangan mencapai 5,23 hektare. Untuk Bendungan Ciawi memiliki volume sebesar 6,45 juta meter kubik dengan luas area genangan sekitar 31,96 hektare.
Politisi PPP itu menuturkan, sebagai daerah yang menjadi bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN), Pemkab Bogor akan membantu menyelesaikan persoalan proyek tersebut. Ade mengatakan, pihaknya akan mengupayakan semampunya agar proyek itu dapat segera terselesaikan. (all/d)