BOGOR-RADAR BOGOR, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor mencatat sedikitnya ada 50 titik bencana di Kota Bogor, sejak pergantian tahun.
Wali Kota Bogor, Bima Arya menjelaskan, peristiwa bencana longsor dan banjir beberapa waktu lalu menelan satu korban jiwa dan merusak saluran pipa PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor.
Meski begitu, kata Bima, bencana yang menerjang Kota Bogor, relatif lebih kecil dibandingkan sebelumnya.
“Saya koordinasikan juga dengan Kang Een dari KPC dan Satgas Ciliwung, saya kira di beberapa titik penanganan sampah sudah berdampak pada pengurangan banjir. Memang ada banjir tetapi tidak separah sebelumnya,” ucapnya.
Bima membandingkan banjir yang terjadi di Kampung Bebek, Kelurahan Cibuluh, Kecamatan Bogor Utara, yang tidak signifikan.
“Jadi di daerah hulu kita rapikan agak berkurang di sebelah sananya. Ketika 14 kelurahan fokus semua ke Naturalisasi Ciliwung itu, sampahnya berkurang. Makanya sebetulnya ini menjawab apa yang disampaikan Gubernur DKI Jakarta (Anies Baswedan, red) bahwa banjir harus dikelola dari hulu,” ujarnya.
“Kita sudah kelola ini sampahnya. Sekarang ketika Gubernur DKI Jakarta meminta agar dikelola dari hulu kita juga kembali meminta komitmen Pak Gubernur (bantuan anggaran,red). Kita sudah sampaikan usulan Bantuan Provinsi (Banprov) untuk penanganan banjir dalam kegiatan sumur resapan dan kolam retensi,” tambahnya.
Usulan bantuan penanganan banjir, kata dia, sudah diajukan ke Pemprov DKI Jakarta dan diharapkan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan bisa merealisasikanya. “Itu yang kita harapkan dibantu Jakarta,” harapnya.
Walikota dua periode tersebut mengaku sudah mengajukan anggaran bantuan sejak setahun lalu, namun hingga kini pengajuan tersebut belum terealisasi.
“Jadi kita tunggu komitmen gubernur. Kalau gubernur konsisten dengan pernyataannya bahwa harus dikelola dari hulu, ya bantu kami untuk membangun itu,” cetusnya.
Pemkot Bogor mengajukan anggaran penanganan banjir ke DKI Jakarta sebesar Rp50 miliar, yang nantinya digunakan untuk pembangunan kolam retensi dan sumur resapan. Kata Bima, ada beberapa titik sumur resapan yang tersebar di beberapa kelurahan sepanjang Sungai Ciliwung.
“Kalau sumur resapan kan harus dilihat yang mana yang paling strategis. Ada beberapa yang diusulkan seperti di Bogor Selatan, Bogor Utara juga. Tapi kalau kolam retensi kan perlu lahan yang lebih luas. Kita lihat strategi ke depan harus memperbanyak sumur resapan bukan kolam retensi,” paparnya.
Menurutnya, pembuatan sumur resapan lebih efektif untuk penanggulangan banjir di hulu. “Jadi artinya kalau pak gubernur tidak meng approve atau malah mengurangi itu (pengajuan anggaran,red), ya tidak konsisten dong. Beliau bilang tangani dari hulu, ya hulunya diurus dong,” tukasnya. (ded/c)