Diterjang Bencana, Desa Hambalang Tata Ulang Titik Longsor

0
138
Desa-Hambalang
Pemerintah Desa Hambalang bersama dengan warganya melakukan pemasangan bronjong batu dan kerucut bambu di titik rawan longsor, kemarin.
Desa-Hambalang
Pemerintah Desa Hambalang bersama dengan warganya melakukan pemasangan bronjong batu dan kerucut bambu di titik rawan longsor, kemarin.

CITEUREUP – RADAR BOGOR, Pemerintah hingga saat ini terus disibukan dengan pemulihan usai diterjang bencana banjir dan longsor di sejumlah titik wilayah timur Kabupaten Bogor.

Seperti yang sedang dilakukan pemerintah Desa Hambalang, Kecamatan Citeureup. Bersama seluruh warga, mereka terus melakukan pemulihan di titik-titik bencana longsor yang melanda wilayahnya, Selasa (7/1/2020).

Sekretaris Desa Hambalang, Diana Dewi mengatakan, ada dua RW yang menjadi lokasi terdampak bencana longsor pada 1 Januari lalu. Diantaranya, kata dia, berada di RW1 dan RW3.

Dewi mengaku, hingga saat ini seluruh anggota pemerintah desa bersama masyarakat terus melakukan patroli dan penataan ulang wilayah-wilayah yang terdampak tersebut.

Selain itu, sambung Dewi, pemerintah desa juga sedang menyusun solusi agar di seluruh wilayah desa tidak terdampak bencana di musim-musim tertentu.

Menurut Dewi, penyebab utama atas terjadinya bencana alam tersebut yakni, kondisi cuaca ekstrem saat ini. Sehingga, sambung dia, tanah di beberapa titik terdampak ini mengalami kemerosotan.

“Ya karena hujan. Dan memang tanahnya kurang kokoh di beberapa wilayah longsor,” ujar Dewi kepada Radar Bogor, kemarin.

Soal solusi selanjutnya, Dewi menyebut, sementara pemasangan bronjong batu dan cerucuk bambu di semua titik terdampak sebagai tiang pancang penguat tanah.

Meski begitu, Dewi tetap menghimbau, agar seluruh warga tetap waspada. Melihat kondisi cuaca hingga saat ini, kata dia,, masih turun hujan.

“Solusi pemerintah desa kerja bakti di wilayah tersebut. Juga sementara pasang bronjong dan cerucuk bambu,” imbuh Dewi

Sebelumnya, Camat Citeureup, Asep Mulyana mengatakan, sedikitnya da 400 rumah yang mengalami kerusakan para pada cuaca ekstrem di pekan pertama 2020 lalu. Total jumlah kerusakan timbul, menurut Asep, selama dua hari yakni, 1 dan 2 Januari kemarin.

Asep mengaku, kondisi cuaca ekstrem selama dua hari kemarin itu menjadi terbesar ke dua yang melanda wilayahnya setelah April 2019 silam. Asep meminta, pemerintah desa di tiap wilayah untuk segera melakukan gerakan kebersihan di tiap saluran air agar tidak terjadi penumpukan yang dapat mengakibatkan kebanjiran.

“Semua Pemdes (pemerintah desa) sudah dikerahkan untuk membantu atau berupaya membersihkan titik titik wilayah terdampak itu tadi,” kata Asep kepada Radar Bogor. (rp1/c)