BOGOR-RADAR BOGOR, Pembangunan gedung perawatan Blok 3 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor telah rampung. Gedung anyar itu siap diresmikan pada akhir Januari mendatang.
Bangunan empat lantai itu siap menampung pasien-pasien kelas 3, yang kerap membeludak di gedung utama. Gedung itu sekaligus menampung hingga 264 pasien.
Pihak rumah sakit bakal mengutamakan pelayanan untuk masyarakat kelas menengah ke bawah.
Hanya saja, penempatannya masih menunggu finalisasi. Pihak rumah sakit masih menunggu pemeriksaan kelayakan atau safety dari beberapa bagian.
Misalnya, penggunaan lift dan komponen lain, yang mesti memenuhi sertifikat laik fungsi (SLF). Selain itu, RSUD Bogor juga bakal membutuhkan penambahan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai di gedung anyar tersebut.
“Tersisa perapian selasar saja. Secara umum, pembangunannya sudah selesai kita kebut. Kita maunya semua persiapan akhir selesai dan mungkin tanggal 30 atau 31 bisa diresmikan,” ungkap Dirut RSUD Kota Bogor, Ilham Chaidir saat ditemui di ruangannya, Selasa (7/1/2020).
Pembangunan gedung tersebut menelan anggaran sekitar Rp89 miliar. Ilham menjelaskan, tenggat waktunya sempat molor hingga empat hari. Oleh karena itu, kontraktor pun telah membayarkan denda penalti sebanyak Rp326 juta.
“Saya pikir itu proses saja. Tapi, keterlambatan itu masih bisa ditolerir. Karena bayangkan, pembangunan yang seharusny memakan waktu 10 bulan ini bisa dikebut jadi lima bulan setengah,” papar lelaki yang baru menjabat dua bulan ini.
Rampungnya pembangunan gedung baru tersebut sekaligus menjadi gebrakan Ilham dalam mengawali jabatannya. Langkah awalnya cukup baik dengan menekan agar pekerjaan tersebut selesai tepat waktu.
Sejak awal, Ia sudah mewanti-wanti agar pengerjaan fasilitas masyarakat kelas menengah itu bisa segera dimanfaatkan.
Kuncinya dengan melibatkan berbagai pihak terkait seperti pemborong, pihak independen, maupun inspektorat. Material-material juga didatangkan secepatnya sebelum masa libur tahun baru agar pekerjaan bisa cepat selesai.
Puncaknya, penambahan men power atau tenaga kerja hingga mencapai total 527 orang. Mereka mengerjakan pembangunan dengan skema 24 jam non stop.
“Justru sejak awal ini saya mau mengawal pembangunannya. Jangan sampai selalu dikatakan mangkrak, mangkrak lagi. Amanahnya kan penyerapan dana yang besar ini untuk menyenangkan masyarakat kecil. Hasilnya harus bisa dimaksimalkan untuk mereka,” tegasnya.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Ahmad Irawan pun bersyukur tak ada kendala berarti dalam pembangunan gedung itu. Meski terlambat, hasilnya tetap memuaskan. Tak tanggung-tanggung, dengan mendatangkan atap impor kualitas terbaik.
“Semua lantai akan segera dimanfaatkan. Apalagi selama ini jumlah pasien kelas tiga selalu membeludak. Jadi, pemanfaatan gedung ini akan memudahkan perawatan pasien-pasien kelas 3,” pungkasnya. (mam/c)