BOGOR–RADAR BOGOR, Korban banjir di wilayah Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor bakal direlokasi ke tempat yang lebih aman. Biaya relokasinya ditanggung pemerintah.
Hal itu disampaikan langsung Presiden Jokowi saat meninjau Desa Banjaririgasi, Lebak, Selasa (7/1/2020). ”Karena melihat banjir yang besar seperti ini, jadi harus direlokasi,” ujar Presiden.
Sebelum ke Lebak, Jokowi lebih dulu meninjau Desa Harkat Jaya, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor. Presiden tiba sekitar pukul 09.30 WIB.
Tiba di Kantor Desa Harkat Jaya, Jokowi berbincang dengan Kepala Desa Harkat Jaya Muhammad Solah, kemudian menyerahkan bantuan berupa uang dan sembako secara simbolis dan terbang menuju Lebak.
Jokowi menjelaskan, dari data yang dia terima longsor dan banjir di Sukajaya menyebabkan
sekitar 776 rumah rusak. Sementara di Kabupaten Lebak, Banten jumlah rumah yang rusak sekitar 1.410. Pendataan masih terus dilakukan pemerintah daerah masing-masing.
Untuk daerah relokasi, Jokowi menyebut korban banjir di Sukajaya akan dipindahkan ke lahan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) yang berjarak 2 kilometer dari lokasi.
Lokasi itu sudah diusulkan kepala desa dan camat setempat. Sementara itu, untuk di Lebak, pemerintah kabupaten masih mencari. Namun, dia menargetkan tidak terlalu jauh dari rumah sebelumnya.
Setelah data dan lahan disiapkan pemerintah kabupaten, mantan wali kota Solo itu memastikan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) masuk untuk memulai pembangunan.
Soal pembiayaan, Jokowi menegaskan pemerintah yang akan meng-cover. ”Rumahnya nanti dari Kementerian PUPR, pemerintah pusat,” imbuhnya.
Selain rumah, pemerintah akan memperbaiki sejumlah fasilitas umum. Berdasar laporan yang diterima Jokowi, ada 30 jembatan penghubung antardesa yang perlu segera diperbaiki.
”Saya sudah perintah ke Menteri PUPR agar dalam 3–4 bulan itu semuanya sudah bisa diselesaikan,” tuturnya.
Selain itu, tercatat ada 19 sekolah yang mengalami kerusakan. Jokowi juga sudah memerintah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan agar berkolaborasi dengan Kementerian PUPR untuk memperbaikinya. ”Ya, sementara ini nggak ada masalah (anggaran),” ungkapnya.
Lebih lanjut, Jokowi berharap kepala daerah bisa lebih siap dalam menghadapi puncak musim hujan yang diprediksi datang hingga Februari mendatang. Kawasan yang rawan bencana harus ditingkatkan kewaspadaannya.
Sementara untuk jangka panjang, Jokowi meminta pemda menertibkan kegiatan di kawasan hutan. Di Lebak, lanjut dia, aksi penambangan emas ilegal yang merambah hutan harus dihentikan. Meski itu menjadi mata pencaharian sebagian masyarakat, presiden menyebut dampak buruknya lebih besar.
”Tidak bisa lagi karena keuntungan 1, 2, 3 orang kemudian ribuan yang lainnya dirugikan dengan adanya banjir bandang ini,” kata dia.
Sementara itu, Bupati Bogor Ade Yasin mengatakan rencana relokasi warga yang terdampak banjir dan longsor di Sukajaya sedang dibahas dengan Badan Geologi. Ini penting untuk memetakan wilayah mana saja yang sudah tidak layak ditinggali.
“Tentu kami tidak mau ada kejadian lagi seperti itu. Warga tanpa sadar tinggal di lokasi yang berbahaya,” beber dia.
Hanya saja, memang tak mudah meminta masyarakat meninggalkan kampungnya yang merupakan tanah kelahiran. “Belum lagi, beberapa pemukiman yang merupakan lokasi relokasi warga tahun lalu, justru kembali terdampak bencana,” lirihnya.
Terkait wilayah mana saja di Sukajaya yang bakal direlokasi, Ade belum bisa berbicara banyak karena data update bencana terus berubah-ubah.
Namun, jika merujuk pernyataan Presiden Jokowi yang menyebutkan, 776 rumah yang rusak di Kabupaten Bogor akan direlokasi. Maka data itu merujuk pada data 10 desa di Kecamatan Sukajaya yang mengalami kerusakan terparah akibat bencana longsor dan banjir pada Rabu (1/1/2020) lalu.
10 desa itu, antara lain Desa Cisarua, Cileuksa, Desa Kiarasari, Kiarapandak, Harakat Jaya, Pasir Madang, Jayarahara, Sukamulih, Sipayung, dan Desa Urug. Di wilayah itu, tercatat ada 776 rumah yang rusak dan 4.146 warga yang mengungsi.
Warga Harkat Jaya, Sukajaya, Bana Yudi mengaku menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah apakah mereka mau direlokasi atau tidak. “Ya kalau mau direlokasi kami ikut saja. Selama itu yang terbaik,” imbuhnya. (nal/mam/jpg/c)