Bima Arya Minta Bapenda ‘Agresif’ Capai Target PAD 2020

0
88
Bapenda
Rakor Pimpinan Daerah dengan jajaran Bapenda Kota Bogor, di Kantor Bapenda, Jalan Pemuda, Kamis (09/01/2020).
Bapenda
Rakor Pimpinan Daerah dengan jajaran Bapenda Kota Bogor, di Kantor Bapenda, Jalan Pemuda, Kamis (09/01/2020).

BOGOR-RADAR BOGOR, Wali Kota Bogor, Bima Arya meminta Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) dan jajarannya untuk memperbaiki sistem yang ada, membangun kerja sama dan membidik sumber-sumber pendapatan lainnya.

Hal ini dilakukan agar target Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bogor tahun 2020 sebesar Rp 1,08 Triliun bisa tercapai, mengingat potensi dan perkembangan jasa wisata di Kota Bogor luar biasa.

“Upaya yang dilakukan jangan selalu konservatif, tapi harusnya bisa lebih agresif lagi,” katanya saat Rakor Pimpinan Daerah dengan jajaran Bapenda Kota Bogor, di Kantor Bapenda, Jalan Pemuda, Kamis (09/01/2020).

Selain itu, ia juga meminta untuk membangun komunikasi dan koordinasi dengan berbagai pihak dan OPD lainnya untuk melakukan pemetaan dan survei lapangan agar didapat data terbaru yang bisa dikomparasi.

“Saya yakin kepala Bapenda bisa akselerasi dengan formasi dan servis yang baru,” jelasnya.

Kepala Bapenda Kota Bogor, Deni Hendana dalam kesempatan tersebut melaporkan kegiatan di tahun 2019. Di bidang pendapatan, sejak 2014 hingga 2019 penerimaan pajak daerah Kota Bogor secara signifikan meningkat. Bahkan, dalam kurun waktu 2018 ke 2019 kenaikannya diatas 10 persen, tepatnya sekitar 16 persen.

Sementara, jika pada tahun 2014 penerimaan pajak daerah sekitar Rp 376 Miliar, sedangkan pada 2019 meningkat Rp 687 Miliar dan target penerimaan pajak daerah tahun 2020 sebesar Rp 733 Miliar.

“Jika melihat realisasi tahun 2019, naik sekitar 6,69 persen. Dalam kurun tersebut, capaian persentase realisasi paling tinggi berada pada tahun 2015 ke tahun 2016 sekitar 23 persen dan yang kedua berada di tahun 2019 sekitar 16 persen,” sebut Deni.

Kontribusi pajak daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) secara keseluruhan, pada kurun waktu 2014 ke 2019 paling tinggi ada tahun 2019 mencapai 71,07 persen.

Untuk 2020 target pajak Rp 733 Miliar dan total PAD sebesar Rp 1,08 Triliun dan perbandingannya 67,68 persen.

Perbandingan PAD dengan seluruh pendapatan, fluktuatif. Tahun 2014 sebesar 31 persen, tahun 2019 38,65 persen. Namun, secara tren terus meningkat, bahkan di tahun 2020 akan lebih signifikan, yakni 45 persen.

Di tahun 2020 ini kata Deni, langkah strategis yang akan diterapkan utamanya untuk 4 pajak self assessment, yakni hotel, restoran, hiburan dan parkir yang bakal diujikan.

Menyinggung tapping box, evaluasi 2019 ada peningkatan sekitar 16 persen berdasarkan laporan sebelum dan sesudah dipasang tapping box. Tercatat, dari 220 tapping box yang dipasang sebagian sudah ada yang rusak dan tersisa kurang lebih sekitar 75 yang terpasang di 100 wajib pajak.

“2020 ini rencananya akan tapping box akan ditambah, termasuk alat lainnya juga,” kata Deni.

Menanggapi paparan Kepala Bapenda, Bima Arya meminta agar jajaran Bapenda segera melakukan analisis terkait fluktuasi tren persentase pajak daerah dari tahun ke tahun, analisis tren kuliner dan restoran yang ada di Kota Bogor serta melakukan koordinasi dengan PHRI untuk updating data pada weekdays atau hari biasa.

Selain itu Bima Arya juga meminta agar disiapkan draft regulasi untuk pengaturan zonasi reklame di Kota Bogor dengan melibatkan berbagai pihak dan updating master plan penyebaran reklame berkoordinasi dengan DPMPTSP. (Rabas-Adit/SZ-Prokompim)