Dampak Bencana Bogor Barat : 4.360 Rumah Rusak, 4 Orang Masih Hilang

0
270
Bencana
Salah satu kondisi perkampungan warga di Bogor Barat yang porak-poranda diterjang bencana Rabu (1/1/2020). Sofyansyah/Radar Bogor
Bencana
Salah satu kondisi perkampungan warga di Bogor Barat yang porak-poranda diterjang bencana Rabu (1/1/2020). Sofyansyah/Radar Bogor

BOGOR – RADAR BOGOR, Banjir bandang dan longsor yang menerjang Kabupaten Bogor telah menyebabkan kerusakan fisik maupun korban meninggal dunia serta luka-luka.

Berdasarkan data teranyar, Tim Darurat Tanggap Bencana Kabupaten Bogor kemarin, dampak longsor dan banjir mengakibatkan 12 orang meninggal, 4 orang hilang, 12 orang luka berat dan 517 orang luka ringan.

Selain itu, 4.360 rumah mengalami kerusakan dengan rincian 2.139 rumah rusak berat, 81 rumah rusak sedang, dan 2.140 rumah rusak ringan.

Terdapat juga kerusakan pada 21 unit sekolah/madrasah, 20 unit tempat ibadah, 11 jembatan, 3 sarana ekonomi dan 104 rumah yang terancam.

Kepala Kantor Search And Rescue (SAR) Bandung (Basarnas Jawa Barat), Deden Ridwansyah mengatakan, melihat dampak bencana yang luar biasa, maka masa tanggap bencana di Kabupaten Bogor diperpanjang hingga Sabtu (11/1/2020).

“Begitu pula dengan pencarian korban yang masih tertimbun longsor,” ujarnya kepada Radar Bogor, kemarin.

Untuk diketahui korban bencana di Kabupaten Bogor dibagi dalam tiga kategori utama. Meninggal saat kejadian, meninggal setelah bencana, dan korban hilang.

Korban yang meninggal saat kejadian berjumlah tujuh orang. Antara lain:  Nurdin (47), Idrus (50), Bagas (20), Serly (5), Asti (45), Muhammad Hudri (24), dan Rumsah (60). Mereka meninggal karena bencana banjir dan longsor.

Sementara korban yang meninggal pasca bencana ada empat orang. Yakni Ahmad (1 bulan), Icot (65), Erna (75), dan Aan (60). Keempatnya meninggal karena sakit.

Sedangkan untuk korban hilang juga berjumlah empat orang. Mereka ada Amri (38), Saroh (48), Cici (8), dan Hilman (15).

“Korban Cici, Amri dan Saroh adalah warga Kampung Sinar Harapan, Desa Harkatjaya, Sukajaya  yang hilang sejak tertimbun longsor pada 1 Januari lalu. Sedangkan Hilman merupakan korban hanyut dalam kejadian di Jasinga,” beber dia.

Dia menjelaskan, selain kendala cuaca dan lokasi, alat pencarian korban yang serba terbatas membuat pencarian belum maksimal. Tim-nya hanya menggunakan alat sederhana seperti cangkul dan alkon.

Seharusnya kata dia, bantuan alat berat sudah bisa masuk ke lokasi pencarian korban kemarin. Namun  menemui kendala di tengah perjalanan.

“Saat ini (alat berat,red) posisinya sudah 500 meter menuju lokasi. Tapi terhambat  longsoran yang menimbun akses jalan masuk kesini. Ada longsoran sepanjang 50 meter dengan ketinggian lima sampai enam meter,” ucapnya.

Deden bilang, sudah berkoordinasi dengan instansi terkait tentang masa pencarian tiga orang warga Sinar Harapan tersebut.

Timnya diberikan waktu perpanjangan selama tiga hari untuk melanjutkan evakuasi. Terhitung sejak kemarin.

“Jika tidak ditemukan juga, kami akan berdiskusi dengan SAR kordinator. Apakah akan diperpanjang lagi, atau dihentikan. Kita melihat perkembangan yang ada seperti apa dari hari ke hari,” tegasnya.

Selain pencairan korban hilang, masih ada tiga desa di Kecamatan Sukajaya yang akses jalan utamanya masih tertimbun longsor. Yakni, Desa Cileuksa, Kiarasari dan Cisarua. Akibatnya wilayah tersebut masih terisolir.

“Dalam dua sampai tiga hari kami harus menembus tiga akses jalan yang masih tertutup di Sukajaya. Memang aksesnya sangat sulit dan kemungkinan akan buat jalan baru jika tidak bisa dilalui kendaraan,” ungkap Incident Commander (IC) Penanganan Darurat Bencana Kabupaten Bogor, Dandim 0621/ Kabupaten Bogor Letkol Inf Harry Eko Sutrisno.

Sebelumnya ada 8 desa jalur utamanya tertimbun  longsor. Yakni, lima desa di Kecamatan Sukajaya dan tiga desa di Kecamatan Nanggung.

Harry mengimbuh, untuk penanganan bencana di Kabupaten Bogor, pihaknya menerjunkan 17 alat berat. Jumlah ini terus sesuai kebutuhan di lapangan.

“Total jalan yang terputus di Kabupaten Bogor pasca bencana ada 55 titik,” kata dia.

Di sisi lain, memasuki hari kesembilan pasca-bencana, jumlah pengungsi semakin berkurang dari yang sebelumnya berjumlah  33.457 jiwa, kini tinggal  13.647 jiwa yang masih bertahan di pengungsian. Sementara 19.810 pengungsi sudah kembali ke rumah masing-masing.

Sementara itu, ketua Tim Satgas Pembukaan Jalan dari Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Balai 6 Jakarta, Suparman menjelaskan, saat ini pihakya terus melakukan pembersihan material longsor di Pasir Madang mengarah ke Cileuksa.

“Kalau Pasir Madang sudah bisa dilalui, tinggal mengarah ke Cileuksa dan kita akan kebut terus meskipun kendala cuaca menjadi hambatan dilapangan,” pungkasnya  (dka/nal/c)