NKCTHI Transformasi Buku Jadi Film, Populer di Kalangan Anak Muda Bogor

0
95
ilustrasi
Antrean penonton film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini
Antrean penonton film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini

BOGOR -RADAR BOGOR, Kualitas film Indonesia semakin membaik. Buktinya, film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI) menjadi salah satu buruan populer kalangan anak muda di Kota Bogor.

Film garapan sutradara Angga Dwimas Sasongko itu sudah sering menjadi pembicaraan sejak rilis pada 2 Januari lalu. Jagat maya dipenuhi dengan ulasan-ulasan dan komentar terkait film yang diangkat dari buku Marchella FP itu. Para penggemar buku tersebut ikut dibuat penasaran dengan hasilnya lewat layar lebar.

Sebenarnya, versi buku NKCTHI berisi kumpulan tulisan yang mencerminkan pengalaman-pengalaman sederhana. Meski begitu, dibahasakan dengan unik dan khas. Pesan yang ingin disampaikan dalam buku itu pun diolah menjadi sebuah film keluarga. Salah satu kutipan dari buku itu juga sempat diterjemahkan menjadi sebuah lagu oleh Kunto Aji.

“Hidup itu lucu ya. Yang dicari, hilang. Yang dikejar, lari. Sampai kita lelah dan berserah. Saat itu semesta bekerja,” salah satu kutipan epik dalam buku tersebut. Kutipan itulah yang ikut menginspirasi Kunto Aji dalam menggarap lagu self-healing berjudul Rehat.

NKCTHI secara umum menceritakan tentang kisah sebuah keluarga. Tokoh-tokohnya, yakni Angkasa (Rio Dewanto), Aurora (Sheila Dara), dan Awan (Rachel Amanda), merupakan kakak-beradik yang hidup dalam keluarga bahagia. Saat Awan berkenalan dengan seorang laki-laki, Kale, pengalaman hidup baru teejadi padanya.

Sayangnya, perubahan itu mendapatkan tekanan dari orang tuanya. Tentu saja, konflik di dalam keluarganya itu kemudian menguak rahasia dan trauma besar dalam keluarganya.

Memasuki hari ke delapan, NKCTHI membukukan lebih dari sejuta penonton. Jumlah itu sekaligus menasbihkan NKCTHI sebagai film Indonesia pertama, yang mencapai angka sejuta penonton pada tahun 2020. Film tersebut membetot perhatian di awal tahun dengan sangat baik.

Salah seorang warga, Fira, mengakui film tersebut memang paling banyak ditunggu-tunggu. Menurutnya, film tersebut terbilang bagus. Tak jarang, kisahnya malah beririsan dengan kehidupan anak-anak muda saat ini. Apalagi isinya condong menceritakan kehidupan keluarga.

“Filmnya bagus sih. Relate aja sama kehidupan aku, karena filmnya kan ngebahas masalah dari masing-masing peran di keluarga. Jadi anak sulung masalahnya apa, anak tengah, anak bungsu, sampe masalah orang tuanya juga dibahas. Jadi pasti bakal relate entah kita posisinya anak sulung, tengah ataupun bungsu. Soalnya semuanya dibahas,” terangnya, usai menonton film itu, Jumat (10/01).

Sementara penonton lainnya, Desi juga merasa puas dengan film itu. Meski temanya agak serius, pembawaannya bisa membuat mata berkaca-kaca. “Bagus filmnya tapi serius. Beda sama film bebas,” ujarnya. (mam/c)