BOGOR-RADAR BOGOR, Bencana alam banjir dan tanah longsor yang menerjang kawasan Kabupaten Bogor bagian Barat, Rabu (1/1/2020) lalu, tak hanya merusak rumah warga. Bencana juga membuat fasilitas umum prorak-poranda.
Salah satunya adalah tiang dan kabel listrik. Akibatnya, ribuan warga di Kecamatan Sukajaya dan Nanggung, Kabupaten Bogor harus merasakan gelapnya hidup tanpa aliran listrik selama 12 hari terakhir. Hingga kemarin, pemadaman listrik masih terjadi.
Berdasarkan data PLN Bogor masih ada enam desa yang gelap gulita pasca bencana banjir bandang dan longsor Rabu (1/1/2020) lalu. Yaitu, Desa Pasir Madang, Cileuksa, Harkat Jaya, Cisarua, Jaya Raharja dan Desa Malasari.
Bupati Bogor Ade Yasin mengatakan pemadaman terjadi karena sejumlah sambungan kabel dan tiang listrik milik PLN terbawa banjir dan longsor pada Rabu (1/1/2020) lalu.
Pihaknya pun sudah menyerahkan 30 bantuan genset untuk desa-desa yang terdampak.
“Kami menyumbangkan 30 genset sampai menunggu perbaikan (PLN) selesai,” ujar Ade ketika meninjau lokasi banjir dan longsor di kampung Adat Desa Urug, kemarin.
Dari enam desa yang belum teraliri listrik sejatinya tidak semua wilayah mengalami blackout. Tercatat ada 33 kampung yang mengalami pemadaman total.
Antara lain; Desa Pasir Madang: Kampung Gunung Kembang, Kampung Anyar, Kampung Cidumpit, Kampung Legok Lame, Kampung Manis, Kampung Pasir Gocap, Kampung Ciberani, Kampung Babakan Ciberani.
Desa Cileuksa: Kampung Cileuksa Hilir, Cileuksa Kaler, Cileuksa Utara, Ciparengpeng, Cijairin, Cihear, Pasir Mulya, Pasir Herieu, Cihaur, Cisusu, Cipugur, dan Kampung Ranca Nangka.
Desa Harkat Jaya: Kampung Banar, Sinar Harapan, Larangan, Banar Tonggoh, dan Kampung Banar Sabrang. (Lengkap lihat grafis)
Ade pun mendorong PLN untuk terus melakukan perbaikan karena listrik sangat diperlukan oleh warga di tengah kondisi bencana saat ini. “Kalau dalam cuaca gelap dingin, ini sangat perlu,” pungkasnya.
Sementara itu, Manager Bagian Jaringan PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Bogor Agung Pratomo, menyebutkan ada 200 tiang listrik yang tersebar di Kecamatan Sukajaya roboh dan hanyut diterjang banjir bandang dan longsor.
Kondisi ini membuat pasokan listrik ke pemukiman penduduk padam. “Pemulihan jaringan listrik terus kami upayakan,” ujar Agung.
Sukajaya merupakan satu dari empat kecamatan di Kabupaten Bogor yang paling parah terdampak bencana longsor dan banjir bandang pada awal tahun 2020.
Tak kurang ada 10 desa yang terdampak, 13.467 orang mengungsi dan tujuh orang meninggal. Tiga diantaranya masih hilang.
Agung mengimbuh perbaikan jaringan listrik bakal membutuhkan waktu yang cukup lama lantaran akses jalan yang tertutup longsor belum selesai dibuka. Bahkan ada yang belum sama sekali diperbaiki oleh pihak berwenang.
“Sementara akses ke desa yang akan dituju tidak bisa dilalui motor maupun mobil sehingga mobilisasi material dan peralatan tidak bisa dilakukan,” terangnya.
Selanjutnya, ada lokasi yang belum diizinkan masuk oleh aparat karena masih berpotensi longsor susulan sehingga berbahaya dan berisiko bagi keselamatan personil dan peralatan.
“Contohnya di wilayah Desa Pasir Madang kita belum diizinkan masuk ke kawasan itu karena masih terputus karena jalannya hanyut,” bebernya.
Selain di Sukajaya, pemdaman listrik juga terjadi di sebagian wilayah kecamatan Nanggung.
Manajer PLN Area Leuwiliang Faisal Mulp mengatakan dari total 79 gardu, masih ada tiga gardu lagi yang belum tersentuh perbaikan akibat jalur masih tertutup material longsoran.
Yakni gardu di Kampung Sikantor, Cungcung dan Cepak Awi yang berada di Desa Malasari, Kecamatan Nanggung.
“Dari tiga kampung, ada lima tiang yang perlu diganti karena dalam kondisi rusak parah,” katanya.
Terpisah, Incident Commander (IC) penanganan bencana Bogor, Dandim 0621 Kabupaten Bogor, Kolonel Inf Harry Eko Sutrisno mengatakan pembukaan akses wilayah terisolir di Kecamatan Sukajaya berangsur membaik.
“Jalur menuju Desa Cileuksa ada 20 titik yang sudah dibuka dari 30 titik. Jadi ada 10 titik lagi,”kata Harry kepada Radar Bogor.
Untuk jalan yang masih tertutup akan segera dilakukan pembukaan menuju arah Desa Cileuksa. Termasuk untuk penyaluran logistik. Waluapun penyaluran bantuan hanya dibatasi untuk kendaraan 4×4 dan motor trail saja.
“Saya sudah sampaikan kepada relawan, untuk orang – orang yang akan menyumbang, disarankan ke posko yang resmi. Bukan ke posko yang dibuat bukan dari pemerintah,” tegasnya. (nal/dka/c)