CIBINONG – RADAR BOGOR, Sebanyak 1.520 hektare lahan pertanian di Kabupaten Bogor hancur diterjang bencana banjir dan longsor, 1 Januari lalu. Dari jumlah itu, 50 hektarenya sudah tak bisa lagi dinormalisasi.
Kepala Distanhorbun Kabupaten Bogor, Siti Nurianty menjelaskan, ada tiga kecamatan yang sawahnya hancur diterpa banjir dan longsor. Yakni di Cigudeg, Nanggung, dan Sukajaya. Yang terparah, ada di Kecamatan Cigude.
“Itu yang terparah, ada sekitar 625 hektare sawah yang rusak. Akan ada kompensasinya nanti. Kemarin juga sudah kita bantu sementara dengan Petrokimia. Dan akan kita usulkan ke Kementerian Pertanian,” kata Siti.
Siti mengatakan, kerusakan sawah yang dialami berbeda – beda. Ada yang hanya tertutup lumpur dan paling parah tertutup oleh bebatuan. Soal jenis kerusakan itu pula, Siti mengaku sudah melaporkannya pula ke kementerian.
“Kompensasi dan perbaikan juga harus menunggu sampai wilayah itu aman. Harus juga dibantu dengan escavator. Namun masalahnya, untuk menyeberang atau aksesnya itu juga sulit,” sambungnya lagi.
Respon dari kementerian, masih kata Siti, berbuah penggantian berupa bibit nantinya. Begitu juga yang sawahnya sudah diansuransikan, semua tercover. Bagi yang tidak, memang akan alami sedikit kesulitan.
Para petani, saat ini justu memerlukan pula peralatan sawah mereka. Seperti halnya traktor atau cangkul. Karena saat kejadian bencana, semua alat – alat mereka ikut tersapu. Dengan kondisi itu, Siti mengimbau kepada perusahaan perkebunan untuk bisa memberikan alat bagi para petani.
“Kalau dinominalkan ke rupiah, kerugian lahan pertanian itu diatas satu miliar. Itu hanya sarananya, kalau dengan benihnya itu sekitar enam miliaran. Dari total lahan sawah yang rusak itu, masih ada yang bisa diselamatkan,” tukasnya. (dka/c)