Kajian Tahap Pertama Rampung, Provinsi Bogor Raya Butuh Penelitian Lanjutan

0
211
Kota-Bogor
Suasana salah satu sudut kawasan Kota Bogor.
Kota-Bogor
Suasana salah satu sudut kawasan Kota Bogor.

BOGOR – RADAR BOGOR, Kajian pertama terhadap pengembangan wilayah Provinsi Bogor Raya rampung.

Dari hasil ekspose tim peneliti dari IPB University di Balai Kota, Rabu (15/1/2020), tahap pertama itu belum memunculkan rekomendasi untuk pengembangan wilayah menjadi provinsi.

Wali Kota Bima Arya Sugiarto memaparkan, tahap pertama baru sebatas penelitian terhadap potensi dan permasalahan yang terjadi.

Menurutnya, hasil kajian itu memberikan pandangan dan pengetahuan baru terkait perkembangan Bogor Raya.

Data-data yang sangat kaya, yang selama ini terpisah atau tersebar. Semisal catatan khusus terkait urbanisasi atau pengkotaan paling pesat terjadi di daerah Bojong Gede, Sukaraja, dan Ciomas.

Secara garis besar, ada dua yakni pemetaan potensi dan peluang dari kawasan secara keseluruhan, serta meneliti aspek politis dan administratif.

“Aspek politis dan administratifnya terkait dengan bagaimana bentuk tata kelola pemerintahan yang ideal, apakah perlu pemekaran dan lain-lain, termasuk apa dampaknya ketika ibu kota seperti Jakarta pindah,” ungkap Bima usa mendengarkan pemaparan tim peneliti dari IPB University.

Tadinya, lanjut Bima, luasan lahan sangat besar, tetapi lama-lama luas ruang terbangunnya yang sangat menonjol. Persoalannya kemudian jika tidak diiringi dengan pelayanan yang baik, maka kualitas pertumbuhan itu akan menurun.

Akan tetapi, ia tak ingin buru-buru mengambil kesimpulan terkait perlu atau tidaknya pemekaran Provinsi Bogor Raya. Masih ada kajian lanjutan dari IPB University.

Rekomendasi semacam itu baru bisa ditelurkan selepas kajian tahap lanjutan. Jadi, perlu mekanisme administratif kewenangan yang dimiliki, apakah sudah cukup atau perlu diperbaharui, diubah, agar persoalan bisa diselesaikan.

“Pembentukan provinsi Bogor Raya itu akan dilakukan di penelitian lanjutan. Tadi sudah ada indikasinya, ini memang harus ada pengaturan yang berbeda. Tapi berbeda seperti apa? Apakah ada pemekaran dan lainnya ini akan direkomendasikan di penelitian lanjutan,” terang wali kota dua periode ini.

Sementara itu, Ketua Tim Studi Pengembangan Bogor Raya, Ernan Rustiadi, pun membenarkan pemaparan Bima tersebut.

Menurutnya, penggabungan satu wilayah dengan wilayah yang lain sebagai keatuan sistem yang tak bisa dipisahkan. Meski begitu, dampak dari pertumbuhan Jakarta juga tidak bisa dipungkiri.

“Namun Kota Bogor dibanding kawasan perkotaan yang lain, karena sejarahnya, karakter budayanya, karena struktur ekonominya yang berbasis pada MICE, yang interaksi dengan kota Jakartanya berbeda. Sehinga kami simpulkan Kota Bogor itu relatif paling mandiri dibanding kota lainnya,” ungkap guru besar IPB ini.

Kemandirian itu bisa menjadi salah satu faktor yang memperkuat optimisme Bogor Raya menuju provinsi. Hanya saja, tim peneliti tak ingin menyimpulkan terlalu cepat sebelum menuntaskan kajian berikutnya. (mam/c)