Bima Arya : Bogor Bersama Dalam Keberagaman

0
70
Keberagaman
Wali Kota Bogor, Bima Arya menjadi narasumber dalam acara Kick Andy Show (off air) di Aula IBI Kesatuan Bogor, Jalan Rangga Gading, Kelurahan Gudang, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Sabtu (18/01/2020).
Keberagaman
Wali Kota Bogor, Bima Arya menjadi narasumber dalam acara Kick Andy Show (off air) di Aula IBI Kesatuan Bogor, Sabtu (18/01/2020).

BOGOR-RADAR BOGOR, Wali Kota Bogor, Bima Arya menjadi narasumber dalam acara Kick Andy Show (off air) di Aula IBI Kesatuan Bogor, Jalan Rangga Gading, Kelurahan Gudang, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Sabtu (18/01/2020).

Dalam kesempatan itu, Bima Arya menjelaskan acara Bogor Street Fest CGM 2020 ‘Ajang Budaya Pemersatu Bangsa’ yang akan digelar 8 Februari 2020. Menurutnya, salah satu bentuk keberpihakan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor terhadap kebersamaan dalam keberagaman adalah mendukung Bogor Street Festival.

”Jadi ini simbol kita,” ujarnya.

Untuk mendukung kebersamaan dalam keberagaman yang sejak lama terjalin di Kota Bogor, Bima Arya menambahkan, diperlukan upaya dan perjuangan yang lebih sistematis dan lebih kolaboratif lagi serta masuk ke pendidikan, sekolah, pesantren, gereja dan semuanya agar kalimat Dinu Kiwari Ngancik Nu Bihari Seja Ayeuna Sampeureun Jaga (Apa yang kita nikmati hari ini adalah warisan atau ikhtiar para pendahulu dan apa yang kita lakukan hari ini akan dinikmati generasi mendatang) benar-benar dapat dipahami dan diyakini warga Kota Bogor.

Untuk mewujudkan Kota Bogor kedepan dalam konteks bersama dalam keberagaman, Bima Arya mengajak semua meyakini untuk menyelesaikan permasalahan yang ada secara bersama-sama karena itu menjadi hutang dan tanggungjawab bersama.

Dirinya menyatakan akan berupaya menyelesaikan persoalan yang ada selama dirinya menjabat sebagai Wali Kota Bogor.

“Insya Allah masalah itu akan selesai. Tanggung jawab saya untuk memberikan ruang dan hak bagi saudara-saudara kita, itu yang paling penting. Kebersamaan tidak hanya sebatas dalam event tertentu, tetapi juga sehari-hari, harus ada atensi dalam menjahit kebersamaan melalui program-program yang langsung turun kebawah,” katanya.

Menurutnya, cerita Bogor adalah cerita atau narasi tentang bersama dalam keberagaman. Sudah banyak cerita inspiratif tentang bersama dalam keberagaman di Bogor.

“Beberapa contohnya ada di vihara Dhanagun yang setiap ramadhan ada aktivitas buka bersama dan berbagi dengan para dhuafa, di vihara yang lebih tua di belakangnya ada aktivitas tawasulan setiap malam jumat dan ada juga kegiatan berbagi dengan para muslim di gereja-gereja, demikian juga ketika natal serta yang lainnya. Suryakencana merupakan kawasan inspiratif tentang pluralisme,” ujarnya.

Pada kesempatan itu ia menyampaikan apresiasi  kepada Badan Sosial Lintas Agama (Basolia) Kota Bogor yang menyantuni warga Kota Bogor tanpa melihat latar belakang agamanya.

Menyinggung predikat Kota Bogor sebagai kota intoleran, Bima Arya menyatakan masih ada 1 atau 2 kasus yang masih menjadi pekerjaan rumah (PR) yang mengganjal dan perlu penanganan untuk diselesaikan. Menurutnya, munculnya predikat intoleran dilakukan oleh mereka yang tidak memiliki DNA Kota Bogor, bersama dalam keberagaman.

Selain itu, dihadapan putri mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Yeni Wahid, Bima Arya mengungkapkan kehebatan Gus Dur yang berhasil mengangkat pluralisme dalam bingkai yang lebih besar dan lebih luas. (prokompim)