BOGOR-RADAR BOGOR, Pasca perselisihan antara dua kelompok organisasi masyarakat (ormas), Wali Kota Bogor Bima Arya bersama jajaran Muspida menggelar mediasi dengan menghadirkan dua pucuk pimpinan ormas di Balai Kota Bogor, Selasa (21/1/2020).
Pertemuan tersebut berlangsung cair. Tampak hadir Ketua Pemuda Pancasila (PP) Kota Bogor Benninu Argoebie, Ketua Badan Pembinaan Potensi Keluarga Besar (BPPKB) Banten DPC Bogor Enung Sutisna. Keduanya bersepakat damai dan meminta para anggotanya untuk tidak melakukan aksi-aksi lanjutan.
Perdamaian tersebut disaksikan langsung oleh Wali Kota Bogor Bima Arya, Kapolresta Bogor Kota Kombes Hendri Fiuser, Dandim 0606/Kota Bogor Kolonel Arm Teguh Cahyadi dan Wadan Denpom III/1 Bogor Mayor CPM Raindy serta Plt Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Bogor Dadang Sugiarta.
“Pertemuan ini melanjutkan sesi perdamaian kemarin. Kali ini pucuk pimpinannya berkenan hadir. Ada Kang Ben dari PP dan Abah Enung dari BPPKB untuk sekali lagi memperkuat kebersamaan kita. Kami sepakat untuk menganggap selesai semua. Meski ada persoalan-persoalan di bawah nanti akan dibicarakan bersama-sama. Ada kesepakatan ke depan juga, silaturahminya akan diperpanjang lagi, akan ada pertemuan-pertemuan berikutnya,” ungkap Bima.
Meski sudah kondusif, lanjut Bima, para Muspida dan jajarannya akan terus siaga untuk mengantisipasi letupan-letupan yang dilakukan oleh provokator. Ia juga meminta kepada warga untuk tidak lagi menyebarkan video-video peristiwa yang sudah berlalu.
“Kita berharap instruksi pucuk pimpinan ormas ini sampai betul ke tingkat ranting di bawah. Jadi, ini kita kembali ke titik nol lagi. Jadi kalau ada video yang beredar jangan disebarkan kembali. Sebarkanlah video-video perdamaian seperti ini, semangat yang positif dan inspiratif ini. Masyarakat juga jangan terprovokasi,” jelasnya.
Bima Arya juga meminta Kesbangpol untuk melakukan konsolidasi semua ormas untuk fokus pada pembinaan, hingga merapikan administrasinya. “Ini bukan soal cabut mencabut, tapi ormas harus dibina agar lebih berdaya lagi. Lalu PR jangka panjang adalah bagaimana kita berbicara pemberdayaan ormas. Ormas ini harus bisa berperan yang lebih strategis, harus sama-sama bisa membuat peran yang berarti untuk pembangunan daerah,” tandasnya.
Di tempat yang sama, Benninu Argoebie mengajak kader Pemuda Pancasila untuk tidak lagi melakukan gerakan-gerakan tambahan karena pihaknya sudah bersepakat untuk berdamai dengan BPPKB.
“Alhamdulillah setelah kejadian kemarin, hari ini kita semua bisa bersepakat untuk damai. Saya menginstruksikan kepada seluruh kader Pemuda Pancasila untuk tidak lagi ada gerakan tambahan se-Jabodetabek. BPPKB Banten juga Pemuda Pancasila adalah saudara sekarang. Mari kita rajut kebersamaan, dan mari kita ciptakan Bogor yang kondusif,” ungkap Ben.
Senada dengan Ben, Enung Sutisna juga menganggap permasalahan sudah selesai. Untuk itu, ia meminta anggotanya untuk tidak lagi bergesekan dengan Pemuda Pancasila. “Intinya, kami dari BPPKB Banten sudah tidak ada permasalahan dengan Pemuda Pancasila. PP keluarga besar, kami juga keluarga besar mereka. Mari kita ciptakan kondusifitas di wilayah Bogor ini,” ujar Enung.
Sementara itu, Kapolresta Bogor Kota Kombes Hendri Fiuser menyatakan bahwa penegakan hukum masih akan terus dilakukan dengan mempelajari video-video yang ada dan investigasi di tempat kejadian perkara.
“Kita lagi investigasi, kita pelajari video-videonya, motor dan kendaraan yang dirusak kita identifikasi. Belum ada laporan yang merasa dirugikan di sini. Kalau tidak ada yang merasa dirugikan dalam kejadian kemarin, ya kita anggap clear. Tapi penegakan hukum tetap. Artinya, kan ada kendaraan terbakar, kita identifikasi ini. Tapi nomor polisinya tidak ada, berartikan kendaraannya harus dicek dulu kepemilikannya siapa. Jadi prosesnya panjang, enak kalau ada yang lapor misalnya mengaku ini kendaraan saya, kan enak. Sampai saat ini belum ada yang melapor ke kita. Proses hukum kita jalankan dalam hal penyelidikan sekarang, masih mengidentifikasi barang bukti yang ada,” jelasnya. (prokompim)