Tertutup Longsoran, Warga Sukajaya Alami Krisis Air Bersih

0
278
JALAN KAKI: Sejumlah warga terdampak bencana di Sukajaya saat berjalan kaki untuk mencari air ke kampung lainnya.
JALAN KAKI: Sejumlah warga terdampak bencana di Sukajaya saat berjalan kaki untuk mencari air ke kampung lainnya.

SUKAJAYA–RADAR BOGOR,Kurang dari sebulan, bencana yang terjadi di Kabupaten Bogor wilayah Barat awal tahun kemarin itu, memang mendapatkan per­ha­tian dari banyak pihak. Se­jumlah bantuan logistik pun banyak diterima warga tan­pa susah payah.

Sayangnya, kali ini warga ha­rus bersusah payah men­da­patkan air bersih. Mereka harus rela berjalan kaki mencari sum­ber air ke desa lain untuk kebu­tuhan minum dan memasak.

’’Memang saat ini, warga Ke­ca­matan Sukajaya mulai ke­su­litan air bersih akibat sum­ber mata air tertutup long­so­ran,” kata kepala Desa Cile­uk­sa, Ujang kepada Radar Bo­g­or ketika ditemui kema­rin, Rabu (22/1).

Apih (sapaan, red) menga­takan, bantuan selama ini cu­kup banyak pada kebutu­han logistik dan sembako, apala­gi setelah pembukaan akses ja­lan. ’’Yang belum ada sam­p­ai saat ini untuk bantuan sarana air bersih, khususnya ke Desa Cileuksa, baru hanya bantu­an tanggap bencana saja,” kata Apih.

Lebih lanjut, ia berharap, ini menjadi perhatian lanjutan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor dan instansi terkait, untuk memberikan air bersih. Karena ada ribuan war­ga Cileuksa yang harus men­cari sumber mata air buat keperluan sehari-hari.

Kekurangan air bersih juga dirasakan warga Desa Suka­mulih. Ketua RT Kampung Wangun, Desa Sukamulih, Safnah menjelaskan, setiap hari warga harus mencari sumber mata air bersih yang bisa dikonsumsi untuk minum dan memasak.

’’Kalau buat mandi ada, tapi air minum dan memasak beda lagi. Bahkan kita harus mencari sampai ke kampung sebelah untuk ambil air bersih saja setiap hari dua kali pagi dan sore,” jelasnya.

Safnah juga menuturkan, pasca-bencana seluruh warga Sukajaya semakin tersiksa dan harus rela berjalan kaki.

’’Un­tuk yang sekarang jaraknya tidak jauh sekitar 500 me­ter tapi kita harus turun ke ba­wah dekat area persawahan itu pun mengantre dengan warga lain, kita benar-benar butuh air ber­sih,” tuturnya.(nal/c)