BOGOR – RADAR BOGOR, Tawuran pelajar yang terjadi di Jalan RE Martadinata, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Sabtu (25/1/2020) dinihari, menewaskan seorang siswa.
Tawuran, Dua Pelajar di Bogor Tewas Kena Sabetan Senjata Tajam!
Sekolah, orang tua, pemerintah kota dan polisi, telah kecolongan. Padahal aksi brutal tersebut merupakan kejadian ketiga dalam pekan ini.
Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan akan mendalami kasus tersebut, apakah tawuran yang terjadi pukul 01.00 dini hari itu, tidak terencana atau memang sudah direncanakan jauh-jauh hari. Berkaca pada kasus-kasus sebelumnya, aksi tawuran terjadi karena sudah direncanakan.
Biasanya bermula dari saling ejek di media sosial. Kemudian akhirnya saling tantang, lalu menentukan waktu dan tempat bertarung. “Namun, masih kita dalami motifnya,” beber dia.
Agar kejadian ini tidak terulang lagi, Bima berencana mengumpulkan semua kepala sekolah SMA dan SMK se-Kota Bogor hari ini Senin (27/1/2020).
Menurut dia perlu dilakukan evaluasi dan koordinasi kembali. Jangan sampai ada yang salah dengan sistem pencegahan tawuran selama ini.
“Saya akan undang semua kepala sekolah SMA/SMK. Karena kembali jatuh korban jiwa. Harus ada evaluasi,” tegasnya.
Untuk diketahui, DA (17) pelajar SMK Kota Bogor DA (17) tewas dalam peristiwa tawuran pelajar di Jalan RE Martadinata, Bogor Tengah, Sabtu (25/1) sekitar pukul 01.00 dini hari. Nyawanya tidak terselamatkan setelah mendapatkan luka tusuk di punggung.
Polisi kini memburu pelaku yang terlibat atas kematian korban. “Belum ada (tersangka). Pelaku masih diburu,” ujar Kepala Urusan Humas Polresta Bogor Kota Ipda Desty Irianti kepada Radar Bogor, kemarin.
Upaya antisipasi pun terus dilakukan kepolisian. Beberapa personel diterjunkan untuk mengamankan titik-titik rawan. Kabag Ops Polresta Bogor Kota, Kompol Prasetyo Purbo menegaskan pengamanan dilakukan untuk menghindari aksi-aksi serupa.
Pihaknya kata dia, sudah mengevaluasi, dalam seminggu terakhir situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) sempat terganggu dengan perselisihan organisasi massa (ormas) dan tawuran antar pelajar.
“Kejadian tawuran pelajar seringkali luput dari pengawasan kami. Karena memang kejadian itu sudah terencana dan pola waktunya yang berubah,” beber dia. (mam/ded/c)