Gedung Baru RSUD Diresmikan, Bima : Kamar Boleh Kelas Tiga Tapi Layanan harus VIP

0
180
RSUD-Kota-Bogor
Suasana ruang perawatan di gedung baru RSUD Kota Bogor. Nelvi/Radar Bogor
RSUD-Kota-Bogor
Suasana ruang perawatan di gedung baru RSUD Kota Bogor. Nelvi/Radar Bogor

BOGOR-RADAR BOGOR, Setelah melalui proses panjang, gedung baru RSUD Kota Bogor akhirnya diresmikan. Peresmian bangunan empat lantai itu secara simbolis dilakukan langsung Wali Kota Bogor, Bima Arya, Kamis (30/1/2020).

Menengok Bangunan Mewah RSUD Kota Bogor

Bima mengaku bersyukur dapat menyaksikan peresmian gedung Blok 3 RSUD Kota Bogor, yang menelan anggaran Rp89 miliar dari dana bantuan Provinsi Jabar sebesar Rp31 miliar dan sisanya dari APBD Kota Bogor.

“Alhamdulillah bisa diserap dan dituntaskan,” ujar Bima dalam sambutanya. Bima juga menjelaskan, proses pembangunan gedung baru RSUD Kota Bogor ini menjadi pembelajaran agar proses lelang yang dipercepat, tidak menjadi kendala ke depannya.

“Memang agak unik, karena pembangunan RSUD ini dikawal tiga dirut langsung dengan proses pembangunan selama 198 hari,” ucapnya.

Bima mengakui jika dia banyak mendapatkan keluhan terkait pelayanan rumah sakit di Kota Bogor. Ia pun mengingatkan kepada seluruh manajemen rumah sakit agar langsung menangani pasien ketika dalam keadaan darutat.

“Yang paling bahaya jika di rumah sakit sudah hilang science of emergency, jadi kalau business as usual. Tidak peka terhadap kondisi warga yang membutuhkan, jangan sampai ada warga yang meninggal di kursi tunggu, jangan sampai warga sakaratul maut di dalam mobil, tanpa dilayani dengan baik,” pintanya.

Selain itu, Bima tak ingin mendengar ada pasien yang ditolak serta ada warga yang merasa belum menjadi kelas tiga atau bahkan merasa kelas tujuh.

“Jadi pak dirut saya titip betul, kamar boleh kelas tiga tapi layanan harus VIP untuk seluruh warga, bukan hanya someah, bukan hanya senyumnya tapi secara keseluruhan,” ucapnya.

Untuk itu, politisi PAN itu juga meminta pelayanan sudah mulai diterapkan ketika ada pasien memasuki portal RSUD, mulai memberlakukan protap darurat secara maksimal agar pasien dan keluarganya merasa terlayani dengan baik.

“Jalurnya harus khusus, gak boleh salah jalur lagi. Jadi jalur emergency yang paling cepat di mana, digeser sebelah sana. Semua siaga satu. Jangan diserahkan ke petugas keamanan yang belum paham, dokter jaga yang loyo, semua yang jaga harus maksimal,” tegasnya.

“Kita tidak pernah tahu kapan musibah itu datang, jadi setiap jam, setiap detik, harus punya science of emergency, ini tidak mudah tapi belajar ke rumah sakit yang bagus,” ucapnya.

Menurutnya, tidak ada gunanya gedung mewah dan memiliki alat kesehatan (alkes) yang baik, jika penanganan daruratnya tak maksimal.

“Bahaya kalau rumah sakit sudah business as usual, setiap jam melihat sakaratul maut dianggap biasa, padahal bagi warga itu membekas. Kedua, manajemen yang profesional dan digitalisasi, saya percaya pak dirut punya niat yang baik,” tambahnya.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat, Achmad Ru’yat mengapresiasi pembangunan gedung baru RSUD Kota Bogor.

“Dengan APBD Rp46 triliun pada 2020, bantuan yang turun ke daerah terkadang serapannya tidak optimal. Bantuan yang sekarang digunakan RSUD dari provinsi itu Rp30,2 miliar,” ucapnya.

Ru’yat meminta memaksimalkan fungsi RSUD lebih optimal, dan berdampak pada optimalnya pelayanan rumah sakit.

“Pemrov Jabar akan mempertimbangkan lebih lanjut untuk bersinergi memberikan bantuan (ke Pemkot Bogor, red), keputusan paripurna di DPRD juga telah ketok palu dan memberikan bantuan alkes sebesar Rp55,7 miliar, mohon ini dioptimalkan,” pintanya.

Terpisah, Dirut RSUD Kota Bogor Ilham Chaidir bakal mengoptimalkan pelayanan RSUD dan memastikan tak ada lagi pasien yang ditolak.

“Insya Allah, kita akan selalu berlari untuk memenuhinya terutama untuk menjadikan RSUD menjadi sentra emergency. Jadi emang emergency kita yang akan dibangun, ke depannya harus yang besar. Kemudian dengan melalui proses triase medis mulai dari pintu masuk sampai ke dalam,” tuturnya.

“Triase itu adalah membagi kegawatan pasien green, yellow, red. Nah ini adalah merupakan saat-saat yang vital bagi keselamatan pasien. Jadi itu yang harus diutamakan,” tukasnya.

Gedung anyar RSUD Kota Bogor bisa menampung hingga 264 pasien. Jumlah itu untuk mengatasi jumlah pasien rawat inap yang selalu membeludak.

Masing-masing lantai akan diisi 60-68 bed. Spesifikasinya pun mulai dari perawatan penyakit dalam, perawatan bedah, perawatan neuro, hingga perawatan untuk anak-anak. (ded/c)